Mila, asisten senior yang selalu terlihat tenang dan berwibawa, menghampiri Vina dengan senyuman tipis. Vina sempat merasa sedikit cemas, tetapi, Mila hanya tersenyum lebih lebar. "Ikut aku," katanya dengan suara rendah. Tanpa berkata lebih lanjut, Mila berbalik dan melangkah ke arah lorong sepi di ujung kantor, tempat yang jarang dilalui orang. Vina merasa cemas, tetapi juga penasaran. Apa yang akan Mila bicarakan padanya? Setelah beberapa detik, mereka sampai di sebuah ruang kosong yang tidak terpakai. Pintu tertutup rapat, memberi mereka privasi penuh. Mila berdiri di hadapan Vina dengan tatapan tajam, lalu berkata, “Aku tahu apa yang kamu lakukan tadi.” Vina tersentak. “Maksudmu …?” Dia mencoba terdengar bingung, meskipun dalam hatinya dia tahu persis apa yang dimaksud Mila. “Jangan