42~BC

1724 Words

“Apa, sih!” hardik Cinta mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Bias, tetapi kalah tenaga. Ia baru melepas sabuk pengaman, saat tangan Bias mencekalnya. “Aku–” “Nggak perlu marah-marah, cukup bicara baik-baik di dalam sana.” Bias menunjuk ke arah kediaman Naratama. Mereka berdua baru saja sampai dan Cinta terlihat benar-benar ingin meluapkan amarah yang ditahan sejak semalam. “Lepas!” Cinta memukul punggung tangan Bias sampai berkali-kali, hingga pria itu akhirnya melepasnya. “Mau aku marah, kek, enggak, kek, itu bukan urusanmu. Dan kalau kamu masih cerewet, pulang sana! Pergi dari sini!” Cinta keluar dari mobil Bias dan membanting pintunya. Tadinya, ia berniat pergi seorang diri, tetapi Bias ngotot ingin menemani dan mereka berangkat ketika matahari belum menampakkan biasnya. “Mb

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD