“Kamu baik-baik aja?” tanya Dinda segera menghampiri Cinta yang baru duduk di kursinya. “Gimana semalam? Ribut lagi dengan Bias? Terus, mertuamu gimana? Kamu jadi pindah ke rumahku? Nginap di tempatku mulai malam ini?” “Dindaaaa.” Cinta merengek lalu memeluk Dinda dengan erat. “Aku pengen teriak. Ayo ke breakroom! Kita hancurin barang-barang yang ada di sana!” “Aku juga pengen, sih.” Dinda menepuk-nepuk punggung Cinta. “Tapi, kapan? Kalau nyuri waktu agak lamaan juga nggak mungkin. Liputanku padet hari ini.” Cinta mengurai pelukannya dan menghela. Dengan singkat, ia bercerita semua hal yang terjadi pagi tadi. “Jujur, aku setuju sama bu Alma,” ucap Dinda. “Bukan apa-apa, tapi, kita ini perempuan, Cin. Menyandang status janda itu lebih berat daripada duda. Duda bisa dibilang keren, tapi

