“Onty berjanji akan selalu ada buat kamu. Bahkan ketika kamu menangis dalam diam karena lagi-lagi diabaikan oleh wanita yang harusnya menjadi rumah untukmu, Aksara!” batin Ayana sambil mengelap setiap air mata Aksara. Hari-hari berlalu menciptakan perubahan demi perubahan. Minggu telah berganti menjadi bulan bahkan membawa mereka menjalani lembaran tahun berbeda. Namun, sikap Titian kepada Aksara, tetap lah sama. Abai, seolah Aksara bukan siapa-siapa. Seolah Aksara memang tidak penting untuk Titian. Awalnya Ayana dan bahkan semuanya heran. Namun karena sudah terlalu sering, mereka jadi paham. Masalahnya, Aksara tetap menjadi seorang anak yang sangat membutuhkan peran mamanya secara langsung. Kasih sayang Ayana yang sudah layaknya mama kandung bagi Aksara. Tetap tidak mampu menggantikan