Ayana membiarkan tubuhnya direngkuh oleh ibu Dini. Ibu Dini memeluknya dengan hangat, bahkan erat. Saat itu terjadi, bersama hati Ayana yang jadi terenyuh, tak karuan melebihi ketika dirinya mengalami kontraksi. Entah atas dasar apa, semesta kehidupan Ayana seolah mengalami adegan slow motion. Semuanya mendadak seolah berputar lebih lambat, berat. Ayana yang terbiasa berteman baik dengan luka, merasa jiwa sekaligus kewarasannya tidak baik-baik saja. Kemunculan Atlantis sekeluarga terlalu tiba-tiba. Membuat Ayana sibuk menduga. “Ternyata dia anaknya pak Supri. Pantas rasanya kayak enggak asing.” Namun, Atlantis yang berbicara dalam hati, tetap merasa bahwa kenyataan Ayana yang ternyata merupakan anak dari sopirnya, bukan satu-satunya alasan dirinya merasa tak asing kepada Ayana. Termasuk