Aku turun dari ranjang setelah mengecup Mas Rio yang masih tergelak. Kuraih kaosku yang tergeletak di lantai dan kukenakan langsung. Aku lalu mengisi jacuzzi bathtub yang letaknya berada tepat di sisi kanan ruangan. Sembari menunggu bak itu penuh terisi, aku beringsut membuka tirai yang tadi ditutup oleh suamiku. Sesaat aku tertegun menatap keindahan di depan sana dan baru tersadar dari lamunan saat suara kecipak air menyapa pendengaran. “Belum penuh kali, Mas.” “Nanti luber kalau kepenuhan, humaira,” tanggapnya yang sudah berada di dalam bathtub. “Sini, berendam sambil lihat sunset.” Aku mengangguk. “Tunggu, Mas. Ngga boleh dilewatin moment-nya.” Aku lalu berbalik hadap, melangkah cepat. “Ngapain, Rei?” “Ngambil kamera sama tripod,” seruku dari anak-anak tangga yang tengah kupij

