“Kalau gue nggak sayang sama dia, gue nggak akan nyari dia dan membawa dia ke sini. Gue bisa ngebiarin dia mati di luar sana.” Elvano menambahkan dengan nada yang lebih rendah. Pria itu kemudian keluar dari sana. Fattan memejam selama beberapa saat. Semua pengakuan Elvano tiba-tiba saja mengusik rasa tenangnya. Meskipun Fattan ingin menganggap setiap ucapan Elvano adalah dusta, tetapi kenyataannya dia tahu karakter Elvano. Pancaran mata Elvano yang dia kenal mengatakan kejujuran. Fattan merasakan d4d4nya tertusuk duri tajam dan terasa sakit. Meskipun dia dan Elvano pernah berbagi teman k3nc4n, tetapi Azkia berbeda. Azkia bukan wanita yang datang karena undangan hawa nafsu melainkan karena cinta. Perasaan yang terlanjur tertanam untuk wanita itu bukan kaleng-kaleng. Fattan mencintainya. Be

