Melody menenggak minuman dingin di depannya dengan tergesa, seolah ia baru saja berlari ribuan kilometer jauhnya. Nafasnya tersengal setiap kali ia mengingat perseteruannya dengan Elea pagi tadi. Arjuna hanya mendengus geli melihat Melody. Seperti yang sudah mereka sepakati sebelumnya, hari ini mereka berdua akan bertemu untuk menentukan rencana selanjutnya. "Sepertinya kamu sangat kesal." Melody menatap Arjuna dengan tatapan jengah, "Dia benar-benar membuatku kesal!" Gerutunya. "Elea memang terlihat lemah, namun sebenarnya dia adalah wanita yang kuat. Seperti ibunya." Melody memicingkan kedua matanya, selama ini ia memang tidak pernah bertanya apa motif Arjuna merencanakan semua ini. Namun begitu Arjuna menyebut orang tua Elea, rasanya Melody sedikit curiga. "Apa kamu memiliki de