BAB 22

1178 Words

Setelah semuanya menjadi baik, malam ini Raven menunggu Nana memasak dengan bahagia. Dia memang kelaparan sekali karena dari siang dia belum makan. Istri kecilnya itu rupanya memang sudah terbiasa di dapur melihat dari betapa lihainya dia di sana. Raven tersenyum karena merasa beruntung mendapatkan Nana. “Kamu biasa masak di rumah Na?” Tanya Raven pelan. Laki-laki itu kemudian mendekat dan berdiri sambil bersandar di meja dapur memperhatikan Nana. Membuat gadis itu merasa sedikit grogi diperhatikan seintim itu. “Iya mas, bunda sama ayah kan sibuk ngajar kadang sampai sore baru pulang. Jadi Nana yang masak dan mengerjakan pekerjaan rumah.” Jawab Gadis itu pelan. Wajahnya sedikit memerah karena Raven memperhatikannya degan penuh cinta. Itu membuatnya malu. “Miko juga jarang di rumah yah?”

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD