bc

Istri Topeng si Kaya

book_age18+
39
FOLLOW
1K
READ
love-triangle
others
playboy
arrogant
badboy
drama
tragedy
serious
scary
like
intro-logo
Blurb

Naomi tidak menyangka akan dinikahi oleh pria kaya raya yang belum pernah ia kenal sama sekali. Bahkan, Ibu dan Ayahnya menyetujui lamaran pria yang bernama Zidan Eza Atmaja itu. Setelah satu bulan saling mengenal dan menyukai, Naomi akhirnya mau dinikahi oleh Zidan.

Baru beberapa jam menjadi istri sah Zidan, Naomi harus mengetahui alasan menyakitkan yang menjadikannya sebagai seorang istri dari Zidan. Bahkan mulai detik itu kehidupan Naomi berubah menjadi suram. Naomi selalu diawasi oleh pengawal pribadi bernama Andre selama 24 jam penuh agar tidak kabur. Hal itu membuat Naomi dendam terhadap Zidan.

Andre, pengawal pribadi yang tidak sepenuhnya setia pada Zidan, ternyata dia malah berniat mencelakai Zidan termasuk istri dan orang-orang di sekitarnya.

Siapa sangka, Andre dan Naomi memiliki misi yang sama yaitu menghancurkan kehidupan Zidan. Lalu, apakah mereka saling bekerjasama dalam menjalankan misi untuk menyingkirkan seorang Zidan atau malah Zidan sudah mengetahui lebih dulu sehingga mereka hancur ditangan Zidan.

Cover: Canva

chap-preview
Free preview
Zidan Kotor
Naomi memasuki sebuah pelataran luas yang dikelilingi tanaman bunga. Tak juga pepohonan menambah hawa sejuk rumah mewah milik Zidan Eza Atmaja, yang berstatus suami Naomi beberapa jam lalu. Pasangan pengantin itu segera turun dari mobil dan berjalan menuju pintu utama. Naomi sedikit menaikkan sebelah alis, mendapati Zidan tidak membukakan pintu untuknya. Dia berjalan tergesa-gesa seraya melepas jas hitam yang dikenakan saat Akad Nikah tadi. “Mas…” Teriak Naomi, namun lirih dan tidak terdengar Zidan. Pria itu masuk ke dalam rumah yang sudah terbuka lebar saat mobil hitam berhenti di depan rumah. “Mas…” Sekali lagi Naomi berteriak dengan menaikkan nada tapi tetap saja tidak didengar. Naomi mengusap leher, siapa tahu dia sedang mengalami gangguan bicara. Setelah berteriak meskipun bagi orang lain yang mendengarnya bukan sebuah teriakan, membuat Naomi merasa gatal. “Nyonya?” Seorang ART muncul begitu saja di depan Naomi. Senyum lebar membuat Naomi harus membalas senyuman itu dengan terpaksa. “Silakan masuk ke kamar pribadi Nyonya.” “Maksud kamu?” Tanya Naomi penasaran. “Tuan memberikan Anda sebuah kamar di lantai atas. Saya akan mengantarkan Anda kesana.” Jelas ART yang bernama Amina. “Tunggu…” Naomi berhenti melangkah, membuat Amina ikut berhenti dan memutar tubuh menatap Naomi. “Kenapa kamu tidak mengantarku ke kamar Mas Zidan?” Naomi sungguh mati penasaran. Alasan apa yang membuat Zidan melakukan ini. “Tuan ingin tidur secara terpisah dengan Anda.” Aminasedikit tersenyum namun lebih ke arah menghina. “Tuan sudah mempersiapkan sendiri kamar Anda beberapa hari yang lalu.” Sebuah janji suci belum lama berikrar dari mulut Zidan saat melakukan ijab beberapa jam lalu, dimana dia tidak akan membuat Naomi tersakiti. Kenyataan, Naomi harus menelan pil pahit saat menginjakkan kaki ke dalam rumah ini. Malam pertama Naomi rasanya harus berpisah dengan Zidan, karena mereka tidak satu kamar. Naomi sungguh penasaran mengapa Zidan tega melakukan ini. Zidan bahkan merapikan sendiri kamar untuk Naomi. Dia benar-benar sudah menyiapkan dan merencanakan secara matang. Apa itu artinya Zidan memang mempermainkan Naomi. “Beberapa hari yang lalu?” Tanya Naomi, menaikkan sudut alis dan bibir. “Itu artinya dia memang sengaja memberikanku kamar pribadi?” Amina tersenyum mengangguk, mengiyakan kalimat Naomi. Padahal hubungan Naomi dan Zidan sebelum masuk ke rumah ini sangat hangat. Bahkan saat perjalanan menuju kesini tidak ada tanda-tanda mencurigakan atas sikap Zidan pada Naomi. “Dimana Mas Zidan sekarang?” Suara Naomi mulai meninggi. “Aku ingin bicara sama dia.” “Tuan ingin istirahat dan tidak bisa diganggu sama sekali.” “Aku bahkan istrinya. Kenapa kamu tidak menuruti keinginanku?” Naomi mencoba memberanikan diri berkata seperti itu, agar Amina memberitahu keberadaan Zidan sekarang. “Maaf, kalau saya memberitahu Anda, saya akan dipecat sekarang juga.” Amina menundukkan kepala sambil meremas kedua tangan yang bergelantungan. “Setega itu-kah dia?” Naomi tidak percaya mengetahui sifat Zidan sedikit demi sedikit. Amina hanya mengangguk pelan. Sedangkan Naomi mendengus kesal. Tangan kanan membuang rambut yang berantakan, menyelipkan ke daun telinga. “Antarkan aku ke kamarku sendiri.” Seperti yang dilakukan Amina sebelumnya, dia hanya mengangguk perlahan dan membawa Naomi ke lantai atas. *** Naomi terkejut melihat sebuah kamar yang tertata rapi. Ranjang berukuran besar menempel di jendela kamar. Di seberangnya, terdapat lemari TV berukuran panjang. Sedangkan satu set sofa berada di samping ranjang. Naomi segera mendudukkan diri di meja rias, dekat dengan sebuah pintu yang sepertinya kamar mandi. Wajahnya tertunduk lemah. Kedua tangan membantu menopang kepala Naomi sangat lama, membuatnya tertidur dalam posisi duduk. Beberapa menit kemudian, dia terbangun karena topangan tangannya terjatuh ke permukaan meja rias. Dia tersentak, menyadari keberadaannya sekarang. Tidak ada Zidan di dekatnya. Dia seorang diri dan mulai memahami kejadian mengerikan ini menghantui hidupnya. Bunyi Smart Lock pintu kamar Naomi terdengar dan membuatnya tersadar siapa seseorang dibalik daun pintu itu. Naomi membelalakkan kedua mata menangkap keberadaan Zidan. Kedua tangan suami Naomi membawa nampan berisi makanan. “Ini untuk makan malammu.” Zidan yang sudah berdiri di sofa, meletakkan nampan di atas meja. “Kenapa kita tidak satu kamar? Kenapa Mas mengasingkan aku sendiri?” Naomi tiba-tiba melemparkan beberapa pertanyaan. Zidan tersenyum kecut, lalu duduk di sofa dengan gaya arogan. “Apa kamu berharap sebuah malam pertama yang indah?” “Maksud kamu apa sih, Mas?” Naomi mulai kesal. “Kenapa sikapmu berubah begini? Apa aku salah? Dimana letak kesalahanku?” “Kesalahanmu terlalu sempurna untuk jadi istriku.” Zidan terkekeh. “Kamu begitu cantik, polos, dan penurut. Semua pria pasti menginginkanmu untuk menjadikan istri.” Zidan menganggukkan kepala, mengiyakan kalimatnya sendiri. “Aku begitu bahagia memiliki istri sepertimu.” Lanjutnya. “Lalu, kenapa kamar kita terpisah?” Ucap Naomi, duduk berhadapan dengan Zidan. “Aku tidak mencintaimu.” Sahut Zidan dengan singkat, lalu meluruskan tubuh. “Kenapa menikahi aku? Aku menyesal menerima lamaranmu. Padahal aku sudah menolakmu tapi kenapa terus mengejar aku? Apa Mas Zidan sengaja melakukan ini untuk menyakitiku?” Zidan menjauh dari Naomi. Dia melihat sekilas pergelangan tangan untuk menatap jam tangan. “Aku sudah menjelaskan alasan menikahimu.” Sahutnya. “Aku akan keluar untuk bersenang-senang di Klub malam. Jadi, kamu tidur saja dan tidak perlu menungguku.” “Mas!” Naomi memukul dada Zidan berulang kali. Karena tidak terima perlakuan Naomi, Zidan mencengkram erat pergelangan tangan sang istri hingga sulit bergerak. Lalu, dia membuang tangan Naomi begitu saja secara kasar. “Aku akan pergi dari sini dan mengatakan ke Ayah kalau aku dijebak denganmu.” “Lakukan saja sesukamu. Setelah memberitahu Ayah dan Ibumu yang penyakitan itu, kamu akan hidup tanpa memiliki orang tua lagi.” Zidan meninggikan suara, membuat Naomi membulatkan bola mata. “Ingat, kalau kamu berani kabur, aku berjanji akan membuat orangtuamu masuk ke Rumah Sakit.” “Aku sungguh menyesal mengenalmu. Mengenal orang asing yang tiba-tiba saja ingin melamar. Terlalu bodoh aku untuk menerimamu, Mas.” Naomi menjatuhkan air mata, menyesali keputusannya saat menerima lamaran Zidan. Andai Ibu tidak memaksakan Naomi untuk menikah dengan Zidan, semua tidak akan terjadi. Ibu Naomi terpaksa menerima lamaran Zidan, pria asing yang tiba-tiba masuk ke kehidupan keluarga mereka. Hutang keluarga mereka menumpuk dan menjadikan Naomi sebagai korban dari semua kemalangan keluarganya. “Salah siapa keluargamu matre. Apalagi Ibumu yang gila akan harta.” Zidan tertawa puas, melihat Naomi menangis sesenggukan. “Aku yakin Ayah dan Ibu akan baik-baik saja setelah aku menceritakan semua.” Naomi bersikeras untuk kabur dari kehidupan Zidan. “Oh… aku memiliki sesuatu untuk mendukung keinginanmu itu.” Zidan mengambil lembaran kertas dari dalam saku celana, melemparkan ke tubuh Naomi. Lembaran itu merupakan foto-foto seorang gadis muda. Cekatan Naomi memunguti foto itu dan jatuh secara terduduk di lantai saat mengetahui gadis itu Elea, adik kandungnya. “Tidak mungkin Elea seperti ini. Dia tidak mengenal dunia malam.” Naomi membekap mulutnya sendiri, menahan teriakan agar tidak lolos. “Aku mengenal Elea di Klub malam dan dia menawarkan diri untuk menjadi teman kencanku.” Zidan menjelaskan secara serius, kedua alis tebalnya itu hampir menempel satu sama lain. Tubuh Naomi melemas. Suami yang belum lama ia kenal, hanya beberapa bulan saja, ternyata seorang pria kotor. Wajahnya memang tampan seperti orang Arab, memiliki alis tebal, bibir berwarna merah merona. Rahangnya begitu tegas dan tubuhnya yang menjulang tinggi membuat para wanita terpesona akan keindahan yang dimiliki Zidan. Semua hanya topeng, Zidan benar-benar pria kotor.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
98.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.3K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.8K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.3K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook