Saat jam pulang praktek telah tiba, Feride yang baru saja selesai mengemasi semua dokumen pasien dan barang-barang lainnya menghampiriku. “Dokter, apa Dokter ingin pulang bersamaku?” “Tidak, terima kasih Feride.” Aku tersenyum menjawab sambil mengambil tasku yang ada di atas meja kerja. Feride melangkah menghampiriku, lalu membantu mendorong kursi rodaku keluar ruangan praktek. “Apa sore ini Dokter ingin ke suatu tempat? Biasanya Dokter tidak pernah menolak ajakanku.” “Aku tidak ingin kemana-mana, Feride.” “Kalau begitu biar aku yang antar Dokter pulang. Lagi pula kita sudah lama tidak pergi makan bersama. Bagaimana kalau malam ini kita pergi makan malam bersama?” Feride terus berbicara sambil mendorong kursi rodaku melewati koridor rumah sakit.