“Ini, makanlah!.” Alexandre mengulurkan tangannya hendak menyuapi makanan ke mulutku. Aku terpaku sejenak menatap wajahnya yang sangat teduh. Perlakuannya yang hangat membuatku sangat terharu. Dan perlakuan yang aku terima dari Alexandre, tidak pernah aku dapatkan dari Nathan.
“Ayo, makanlah. Bukankah tadi kamu bilang lapar?” Alexandre kembali berbicara menyadarkanku dengan tangannya yang sudah ada di hadapanku. Dengan sedikit canggung, aku pun memakan makanan yang di suapinya. Selama makan siang, Alexandre menyuapiku dan kami menghabiskan makan siang bersama hingga tak bersisa.
Hari ini sangat berharga bagiku. Serasa seperti terlahir kembali dan memulai hidup baru. Aku pergi dari rumah tanpa memberi tahu Nathan. Dan hingga sekarang ia pun tidak menghubungiku sama seka
