Ch-73

1752 Words

Joana menunggu dua orang tersebut tersadar. Mereka masih berbaring tak sadarkan diri. Joana agak sedikit khawatir sebenarnya, karena master tengah terlelap. Bagaimana jika ada penyerangan lagi tengah malam nanti. Meskipun dia telah menggenggam sebilah pisau di tangan kanannya. Tetap saja dia khawatir, karena hanya seorang diri. Saat mendengar beberapa langkah kaki, dia segera bersembunyi di balik pintu. "Apakah ini penyerangan kedua di tengah malam! Sialan!" Keluh Joana seraya meremas gagang pisau di tangan kanannya. Tepat saat pintu ruangan tersebut terbuka, dia segera menodongkan pisau miliknya di leher seorang pria berseragam di depannya. "Hai! Dokter Ana!" Bukannya menepis pisau, tapi malah tersenyum renyah menatap wajah Joana di depannya. Wajah penuh keringat dengan rambut panjan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD