BAB 5
UNDER WORLD
Zontus kembali menyelami pekatnya danau penghisap nyawa, bertemu dengan berbagai mahkluk yang hanya berani berdeais dan segera kabur begitu melihatnya. Banyak dari mahluk-mahluk sihir itu yang langsung lari terbirit-b***t ketika menyadari kehadiran Zontus. dia masih terus berenang sampai ke ceruk paling dalam Di dasar yang paling kelam di mana dia yakin sudah menemukan pedang perak King Alzov yang digunakannya untuk menyegel pintu dunia bawah. Pantulan cahaya dari pedang perak itu memang sangat menarik untuk membuat siappaun mendekat.
Namun Zontus tidak bodoh untuk mengetahui jika pedang yang masih dilindungi kekuatan sihir King Alzov tersebut akan menyerang bahkan menghisab mahluk apapun yang coba mendekatinya, apalagi berani menyentuhnya.
Jika hanya darah yang selalu diinginkan sebuah pedang, maka dirinya mungkin memiliki darah yang paling diinginkan di muka bumi ini.
Zontus menggoreskan pergelangan tangannya pada ujung mata pedang tersebut, dan seketika darah segarnya mampu membuat pedang perak tersebut kembali berdenyut, nampaknya benda itu memang dapat mengenali tuannya. Zontus hanya tersenyum dengan seringai kemenangannya.
Zontus segera mencabut pedang itu dengan tangannya, dan sihir perisai itu pun mulai runtuh, bagai retakan yang seketika di susul oleh cahaya jingga menyerupai lidah api yang tiba-tiba menerjang perisai tersebut hingga meninggalkan lobang menganga. d**a Zontus sampai ikut berdenyut hebat ketika merasakan terjangan gelombang energi yang hendak ikut menguasainya.
"Aku adalah tuanmu!" desis Zontus yang masih mengangkat pedangnya, "dan hanya aku yang bisa membebaskan kalian, maka patuhlah atau akan benar-benar kumusnahkan kalian sebagai mahluk tak berguna! "
Geliatan mahluk-mahluk mengerikan yang masih nginginkan kebebasan itu mulai meraung-raung memohon untuk di bebaskan dengan sisa tubuh-tubuh yang sebagian sudah tidak sempurna. Bukan hanya menggambarkan bagaimana dulu mereka telah dibantai tapi juga taksedikit dari mahluk-mahluk itu yang bahkan sudah tidak memiliki daging dan hanya tinggal tulang-belulang busuknya yang bahkan tidak sempurna.
Zontus menarik salah satu dari mereka denga sisa daging busuk yang tersampir di rangka tulang belulang bengkoknya yang mengerikan. Kemudian Zontus menyentuhkan ujung pedang peraknya yang seketika membuat mahluk itu menjerit menggeliat kesakitan sampai Zontus kembali menarik pedangnya dan tiba-tiba tubuh mahluk itu berdenyut hingga perlahan-lahan tumpukan daging mulai tumbuh membungkus tulang belulangnya hingga kembali utuh layaknya wujut manusia yang sempurna.
Begitulah mahluk-mahluk kotor itu akhirnya bersujud pada tuannya.
*****
Zontus memang tidak main-main dengan semua ucapannya, dia juga benar-benar menghidupkan kembali Pangeran James dan membawanya pulang ke istana.
"Anggap itu hadiahku untukmu, My Lady."
Luise masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya, Pangeran James berdiri di sisi Zontus. Pandangannya dingin dan kosong, tapi dia masih setampan yang terakhir di inganya.
"Kau boleh memilikinya, my Lady," ejek Zontus.
Bukannya Luise tidak menyadari aroma darah kotor yang kali ini mengalir di tubuh kekasihnya itu, darah yang selama ini James kutuk dengan seluruh jiwanya, Luise tau hal itulah yang di inginkan Zontus untuk menghinanya.
"Pergilah bersama Ratuku, dan patuhlah padanya."
"Hentikan Zontus !" kecam Luise tidak main-main.
Pangeran James dengan patuh mengikuti perintah Zontus, kali ini dia sudah berdiri di sisi Luise.
"Dia juga bisa kau bawa ke tempat tidur, my Lady."
Luise tidak tau apa seorang penyihir bisa gila, tapi kali ini dia yakin Zontus memang sudah gila.
*****