Wanita itu menghela napas gusar, menatap jam dinding tanpa minat. Pekerjaannya begitu menumpuk, seperti pakaian kotor yang ada di sudut pintu. Tangannya tergerak untuk meraih laptop yang ada di meja. Saatnya fokus untuk kerja bukan yang lain. Meskipun matanya terkantuk-kantuk tetap saja ia harus mengerjakannya, tak ingin kena semprot oleh Candra Banyu Kusuma. Ia meraih ponselnya yang tiba-tiba saja berdering. Dengan cepat Laras mengangkat panggilan itu. "Sudah kamu kerjakan?" tanya pria itu, Laras mengangguk meski tak terlihat. "Sudah pak, ini sedang saya kerjakan. Tapi mata saya ngantuk banget." "Gak ada alasan, kamu bisakan bikin kopi supaya menahan rasa kantukmu." "Gak ada gula, pahit." Laras mendengar helaan napas dari sebrang sana. Memangnya ada yang salah ya? Laras sudah juju