Bagi dia yang pandai menyikapi hati, melupakan hanyalah perkara yang mudah. Sebab dia tahu mencintai memang tidak harus dicintai kembali. Seperti senja yang tak pernah kecewa ketika cahayanya terhalangi kabut tebal di sore hari, dia tetap terjaga sekalipun tak saling bertatapan karena ia paham hal yang membuatnya bahagia bukanlah ketika dia mendapatkan sesuatu yang dia inginkan, melainkan ketika dia mampu memastikan bahwa sore tanpanya akan baik-baik saja. Faiz menatap dua lembar kertas merah muda di tangannya, kertas yang berisi goresan tangan Yasmin. Kembali membacanya lalu menghayati setiap makna di dalamnya dan entah kenapa punggungnya seolah di tindih beberapa ton batu hingga untuk sekedar mengutarakan rasa sakit itu pun dia tak lagi mampu. Lantas bagaimana dengan Yasmin selama ini?

