itu pintu toilet terbuka dan mata Anin langsung bertukar pandangan dengan orang yang baru saja memasuki toilet. Zeta. Anin mengeraskan rahang. Lalu memutus kontak mata di antara mereka dan menganggap kehadiran Zeta tidak pernah ada. Bukan karena Anin membenci Zeta. Tapi Anin hanya tidak mau menerima tatapan mencela atau kasihan darinya. Zeta menghampiri wastafel di sebelah Anin tanpa bersuara, demikian pula dengan Anin yang memilih membereskan rambutnya yang dikuncir kuda dalam diam. Sampai akhirnya hanya terdengar suara percikan air yang jatuh ke wastafel ketika Zeta membasuh tangannya. "Gue turut prihatin atas apa yang terjadi, Nin." Anin menghentikan gerakan tangannya yang sedang mengencangkan ikatan rambutnya. Matanya langsung bersitatap dengan Zeta lewat pantulan cermin. "Lo ngom