Ksatrio berdiri kaku di depan pintu dengan sekotak martabak coklat keju di tangannya. Ksatrio tidak menyangka akan berada di tempat ini saat ini. Bahkan satu jam yang lalu, Ksatrio masih asyik merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Ksatrio yang sejak tadi memandang ujung sepatunya sontak mendongak begitu mendengar suara derap langkah dan kini ia berhadapan dengan orang yang empat puluh lima menit yang lalu berbicara dengannya melalui panggilan suara. Karisa. "Hai, Sa," sapa Ksatrio lebih canggung dari yang bisa ia duga. Ia menelan ludah sebelum mencoba tersenyum. Karisa hanya menatap Ksatrio dengan wajah datarnya seperti biasa. Namun ada binar berbeda di mata gadis itu ketika menatap Ksatrio. Tanpa diduga, gadis itu mengulurkan tangannya. Ksatrio menatap uluran tangan Karisa dan wajah g