"Oh, lu punya tujuan hidup juga, toh?" tanya Elan dengan tampang meledek. "Yee, dasar BANG SATe," balas Nala tercengir santai. Tak lama kemudian pintu kamar Nala terbuka. Inaranti muncul masih berpakaian kerja. Sebelah tangannya menenteng sebuah parsel yang berisi beberapa macam buah. "Alhamdulillah kamu sudah sadar, Nak. Apa sudah merasa lebih baik?" tanya wanita itu seraya membelai kepala sang putra. "Sudah," jawab Nala datar. Ia sendiri sangat tau kalau sebenarnya wanita itu sama sekali tak memperdulikan keadaaannya. Semua ucapan dan belaian yang ia lakukan terasa benar-benar palsu. "Elan, ini Tante Ina bawakan buah-buahan. Kalau Nala mau makan tolong kamu cuci dan potongkan, ya," pinta Inaranti ramah. "Mama, jangan suruh-suruh temenku, dong," respon Nala sedikit kesal. Elan mala