Berjalan di sebuah lorong kosong, gelap gulita dan juga rasa dingin yang menusuk tulang. Entah saat ini Vivi sedang berada di antah berantah mana, yang jelas posisinya berada di sebuah lorong yang sangat panjang sekali. Matanya menoleh kanan dan kiri namun tak ada satupun yang bisa membuatnya berpikir dimanakah ia berada. Vivi berdiri dan mulai berjalan menapaki dasar lorong tersebut. Setapak demi setapak dilalui oleh kakinya yang bergetar hebat. Vivi berusaha kuat dan menghalau rasa takut, tapi hati memang tidak bisa berbohong bahwa ia benar-benar merasakan takut yang sangat luar biasa. Tetes demi tetes air matanya mulai terjun bebas membasahi pipi. "Assalamualaikum!" teriakan berharap ada yang menjawab salamnya namun nihil, hanya ada sahutan dari ucapannya yang sama karena lorong itu b