Bab 6.

1104 Words
DI RUMAH IBU MAYANG. Waktu menunjukkan pukul 11:00 malam. "Akhirnyaaaa! Bisa berbaring juga aku kayak gini!" Alex yang langsung saja berbaring di tempat tidurnya setelah ia selesai membereskan semua koper-koper milik Dinda istrinya, dan membawanya masuk ke dalam kamarnya. "Mas Alex, emang mas Alex nggak mandi dulu? Mas Alex kan baru saja dari luar?" Tanya Dinda yang baru saja selesai mandi, dan sekarang ini sedang sibuk memakai krim perawatan kecantikannya di depan cermin yang ada didalam kamar tersebut. "Mandi dulu, sana! Bau tau!" Dinda yang dengan sok beraninya menyuruhnya seperti itu. "Emang kenapa kalau mas bau? Kamar-kamar mas! Kalau kamu terganggu, ya udah sana keluar!" Jawab Alex yang masih terus ketus dan dingin, meskipun mereka berdua sekarang ini sudah tinggal satu rumah dan sudah menjadi sepasang suami istri. Kemudian tanpa menoleh kearahnya sedikit pun, ia pun langsung buru-buru memejamkan matanya. Karena sepertinya malam ini ia benar-benar sudah merasa sangat lelah, capek, dan ingin langsung buru-buru istirahat kemudian tidur. "Mas Alex ini sebenarnya kenapa, sih? Kalau Dinda ngomong, mas Alex ini pasti selaluuu aja, jawabnya ketus! Dinda kan tadi cuma kasih saran doang, kalau emang mas Alex nggak mau mandi, ya udah! Nggak usah marah-marah juga kali!" Ucap Dinda kesel, dengan perlakuannya itu yang selalu saja kasar kepadanya. "Lagian kamu, sih! Nggak tau orang lagi capek kali yah? Bikin kesel aja bisa,,,,,,," seketika ucapan Alex pun, langsung terpotong. Ia pun hanya bisa terdiam sambil menelan salivanya, setelah melihat dan menyadari betapa seksinya penampilan Dinda istrinya itu malam ini. Karena malam ini Dinda istrinya itu mengenakan Lingerie diatas lutut tanpa lengan yang sangat seksi, dan terlihat sangatlah transparan. Sehingga membuat mata laki-laki normal manapun yang melihatnya, pasti akan tergoda. "I_Ini serius? K_kenapa gadis labil ini kelihatan menggoda banget kayak gini, disaat memakai pakaian seksi kayak gitu?" Ucap Alex dalam hati, yang benar-benar sudah sangat terhipnotis akan penampilannya. "Aduuuuh, sial! Kalau itu gadis labil terus-terusan memakai pakaian seseksi itu, bisa gawat, nih! Lama-lama aku bisa nggak tahan ngelihatnya!" Alex yang akhirnya sadar juga, dari lamunan alam bawah sadarnya. "Eeemmm? Pakai apa lagi yah, sekarang?" Dinda yang dari tadi malah justru terlihat semakin sibuk dan asyik lagi memakai semua perawatan kecantikannya, dan itu semua memang sudah rutinitasnya setiap malam disaat ia hendak tidur. "Oh, iya! Kan aku belum pakai, Parfum!" Dinda pun langsung tersenyum, karena ia baru mengingatnya. Kemudian ia pun langsung buru-buru menyemprotkan parfum tersebut keseluruhan tubuhnya. "Eeemmmm, wanggiiiii,,,," Ucapnya lagi, sambil terus tersenyum. "Aduuuh! Sial! Mana itu Parfum memang wangi banget lagi, aromanya." Alex yang benar-benar semakin klepek-klepek lagi dibuatnya. "M_ mas Alex, mas Alex kenapa? Kok dari tadi mas Alex diam aja ngelihatin, Dinda?" Tanya Dinda yang sekarang ini sudah selesai dengan rutinitas malamnya itu. "Oh n_nggak, k_kata siapa? Mas nggak lagi lihatin kamu kok! GR kamu!" Ucapnya, berbohong. "Tadi mas ngelihatin Dinda!" Jawab Dinda yang memang melihat dengan sangat jelas, kalau dari tadi Alex suaminya itu memang sedang memperhatikannya. "N_nggak! Kata siapa?" Ucap Alex lagi, yang masih terus berbohong. "Ooooh, ya udah deh kalau gitu, lupain! Lagian nggak penting juga," Jawab Dinda yang tidak curiga sama sekali dengan otak mesumnya itu terhadapnya. Kemudian dengan penampilannya yang seseksi dan sewangi itu, ia pun langsung melangkah menghampiri Alex suaminya, yang sekarang ini masih berbaring di atas tempat tidurnya. Kemudian, ia pun langsung ikut berbaring tepat disampingnya,,,, DEG! Seketika jantung Alex pun langsung berdetak dengan sangat kencang. "N_nggak! I_ini semua nggak bisa dibiarin! Aku nggak mungkin tidur satu ranjang, dengan gadis labil ini!" Ucapnya dalam hati, gugup dan semakin panik, tanpa berani menatapnya sedikit pun. Karena ia benar-benar takut, kalau ia sampai tidak bisa menahan nafsunya jika menatapnya dekat-dekat. Apa lagi dengan penampilannya yang seseksi dan sewangi itu. Karena diam-diam, ternyata ia juga sangat-sangat menyukai aroma wangi parfum ditubuhnya. "Eeehhh! Mau ngapain kamu berbaring disini?" Ucapnya, yang langsung saja buru-buru mencegahnya. "Ya mau bobo lah maaas! Emang mau ngapain lagiiii?" Jawab Dinda, yang malah justru langsung merengek-rengek seperti itu, dengan sangat manjanya. Sehingga Alex yang mendengarnya pun, seketika langsung terdiam, dan kembali menelan salivanya. Kemudian, ia pun langsung buru-buru menghela nafas pelan, dan membuangnya kasar. "Aduuuuuh! Sabar Alex, sabaaaar! Kamu nggak boleh tergoda dengan rengekan manja, dari gadis labil ini!" Ucapnya dalam hati, yang langsung saja mengusap-usap juniornya, yang ternyata sudah sedikit mulai menegang. "A_apa tadi kamu bilang? Kamu mau tidur di tempat tidur mas, ini?" Tanya Alex lagi, yang tiba-tiba saja langsung berubah menjadi sangatlah dingin kembali, sambil menunjuk ke arah tempat tidurnya itu yang sangatlah mewah, besar, dan juga terlihat sangatlah nyaman. "Ya iya lah mas, emang Dinda mau tidur di mana lagi?" Jawab Dinda, yang kemudian langsung buru-buru berbaring tepat disampingnya. "Eeehhh! Nggak bisa, nggak bisa, nggak bisa! Kalau kamu mau tidur, tidur tuh disitu!" Ucap Alex lagi, yang langsung saja kembali mencegahnya, sambil menunjuk kearah sofa kecil yang berada tepat di samping ranjangnya. Sehingga Dinda yang melihatnya pun, seketika langsung kaget dibuatnya. "What! T_ tadi mas nyuruh apa?" Ucapnya. "Dinda yang secantik, seseksi, dan bahkan sewangi ini, harus tidur diatas sofa yang sekecil itu?" Ucapnya lagi tak percaya, sambil terus menunjuk ke arah sofa tersebut, yang memang terlihat sangatlah kecil. "Iya! Emang kenapa? Keberatan?" Ucap Alex lagi, yang malah justru semakin dingin. "Kalau kamu emang keberatan, ya udah kamu tidur tuh, disitu! DI LANTAI!" Ucapnya lagi dengan sangat jelas menyuruhnya seperti itu, sambil menunjuk kearah lantai tersebut. Dengan teganya ia memberinya pilihan seperti itu. Sehingga Dinda yang mendengarnya pun, semakin kesal lagi dibuatnya. "Iiiiiihhhh! Mas Alex ini pelit banget sih, jadi suami?" Ucapnya, sambil cemberut. "Udah nggak usah banyak protes! Pokoknya setiap malam, kamu ini harus tidur diatas sofa itu! Jangan pernah sekalipun mas lihat kamu menyentuh tempat tidur mas ini, apalagi sampai berbaring di atasnya!" Ucap Alex lagi, yang langsung saja mengancamnya seperti itu. "T_ tapi mas, D_Dinda nggak mau tidur disitu maaaas! Dingiiiiiiiiin!" Rengek Dinda lagi, sambil menarik-narik bajunya, berharap Alex suaminya itu akan kasihan kepadanya. "Tadi kan mas udah ngomong sama kamu, nggak usah banyak protes!" Ucap Alex, lebih tegas lagi. "Jadi lebih baik, sekarang juga cepetan kamu pindah tidur di sana!" Ucapnya lagi, yang langsung saja mendorong-dorong tubuhnya. Sehingga Dinda pun tidak bisa berbuat apa-apa lagi, karena memang tidak ada kuasa juga ia di dalam kamar tersebut. "Ya udah, iya iya! Dinda tidur disofa nih sekarang! Tapi mas Alex nggak usah dorong-dorong Dinda kayak gini juga kali!" Ucapnya kesal, sambil buru-buru beranjak dari tempat tidur tersebut, dan langsung buru-buru melangkah menuju dimana sofa kecil itu berada. Namun baru saja ia melangkah, tiba-tiba saja kakinya tak sengaja tersandung selimut yang sedang menutupi tubuh Alex suaminya. Sehingga ia pun akhirnya,,,,,, "Aaaaahhhhhhhh!" BRUGGGG! Seketika ia pun langsung terjatuh, tepat di atas tubuhnya. Sehingga membuat Alex pun kaget, dan lagi-lagi langsung menelan salivanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD