Scarlet mengangkat wajahnya. Suara tarikan nafas yang dipenuhi oleh ingus dan air mata masih terdengar dari hidung wanita itu. “Kau akan mengajariku?” Ia bertanya sambil menegakkan punggungnya. Ivan mengangguk, “Ya.” Scarlet mengusapkan tangan kanan ke pipinya sebelum kemudian berjinjit dan mengecup pipi Ivan. “Terima kasih,” bisiknya pelan. Bonita berjalan masuk tak lama setelah itu. Wanita itu membawa secangkir kopi di tangannya yang kemudian di letakkannya ke atas meja. “Kopimu, Tuan Chad,” ia mengumumkan dengan wajah penasaran. Mungkin kareka keributan yang pasti terdengar hingga keseluruh penjuru rumah. Tapi Bonita tahu untuk tidak bertanya. Wanita itu sudah bekerja terlalu lama di keluarga Vladimir untuk mengetahui bahwa keluarga itu berbeda dengan yang lain. Apapun yang seda