Kirana masih tersenyum cerah, bahkan kedua pipinya yang tadinya sembab tidak menyisakan bekas sama sekali. “Om, Kirana balik dulu ke rumah.” Ucap gadis itu dengan santainya dia melewati Redy begitu saja. Redy masih tetap duduk di depan kab mobil miliknya. Pria itu tidak mengira kalau Kirana memiliki banyak hal baru yang akan ditunjukkan secara berkala di hadapannya dan itu begitu unik menurut Redy. “Bisa-bisanya dia! Astaga! Aku sempat melihat dia melakukannya dengan sepenuh hati. Apa aku pria bodoh yang gampang ditipu? Aku sengaja menghentikan permainan karena melihat dia menggunakan perasaannya. Apa jangan-jangan Kirana sendiri tidak yakin dengan apa yang dia rasakan? Benar-benar membingungkan! Wanita macam apa kamu? Kirana?” Redy terus berbicara pada dirinya sendiri. Mobil Kirana su