Fitnah Menghancurkan Segalanya

1201 Words
Setelah pernikahan itu. Aryasetya tidak menyentuh sama sekali kedua selirnya. Dia selalu kembali tengah malam dan menemui Adhisti. Dia menghabiskan malam indahnya hanya bersama Adhisti dan hanya Adhisti lah yang hanya ingin dia miliki. Melihat itu semua. Widuri semakin membenci Adhisti dan perasaan marah serta kecemburuannya mulai membakar seluruh hatinya. Dia pun pergi menuju bagian istana sebelah barat yang tidak lain adalah tempat kediaman Ibu Suri yang tidak lain adalah bibinya sendiri. Yaitu yang mulia ibu suri Dewi Amita. Widuri pun berjalan secepatnya dan dia pun berjalan masuk ke dalam kamar pribadi milik Dewi Amita. "Salam hormat kepada Ibu Suri," ucap Widuri dan dia pun berlutut didepan seri Amita yang kini sedang duduk di kursi santai sambil menikmati segelas teh hangat yang sedang ada ditangannya saat ini. "Bangunlah! Ada apa Widuri? Kenapa kamu menemui saya sepagi ini?" Ucap Dewi Amita dan dia menyesap teh yang ada ditangannya hingga habis. Widuri pun bangun dari posisi berlutut dan dia pun kini berdiri serta berjalan mendekati Dewi Amita. "Duduklah!" Pinta Dewi Amita kepada Widuri. Widuri pun duduk disebelah Dewi Amita dan tatapannya terlihat sangat sedih. "Bibi, aku sangat membenci Adhisti! Dia selalu menguasai Yang Mulia Raja dan aku ... Aku, aku selalu dicampakkan olehnya," ucap Widuri dan air mata pun mulai mengalir dari sudut matanya lalu dia pun melanjutkan ucapannya, "Aku ingin dia kehilangan cinta dari Yang Mulia Raja dan Yang Mulia Raja bisa melihatku. Hiks … hiks … bibi, aku mohon! Hanya kaulah yang bisa membantu aku untuk memecahkan semua masalah ini," ucap Widuri dengan suara sedih dan dia pun terus merengek kepada Dewi Amita. Dewi Amita pun menyeringai. Karena inilah yang dia inginkan. Dia ingin menggunakan tangan Widuri untuk menghancurkan hubungan Aryasetya dan juga Adhisti. Karena jika Adhisti dan Aryasetya berpisah. Tidak ada lagi yang bisa membantu Aryasetya, apalagi Adhisti sering memberikan ide-ide yang bagus untuk semua keputusan Aryasetya. Karena itulah, Dewi Amita merasa sangat membenci Adhisti yang terlalu pintar dan juga sangat dicintai oleh Aryasetya. Dewi Amita pun mendekati telinga Widuri dan mereka pun membuat sebuah rencana. Rencana yang akan menghancurkan hubungan Aryasetya dan Adhisti serta akan membuat Adhisti dibuang sejauh-jauhnya oleh Aryasetya. Mendengar rencana yang disusun oleh Dewi Amita. Widuri pun langsung tersenyum puas dan dia pun langsung menyetujui ide brilian yang dibuat oleh Dewi Amita. "Bibi, ide anda sangat bagus! Aku … aku, aku akan mengikuti perintah anda dan segera melakukannya," ucap Widuri. Dia pun bangun dari tempat duduknya dan tersenyum bahagia. Karena, dia sudah membayangkan jika rencananya akan berhasil. Apalagi dia mendapat dukungan dari seorang Ibu suri seperti Dewi Amita serta rencana itu juga, telah didukung oleh ibu suri dari kerajaan ini. "Bagus! Kalau kamu menyetujuinya. Kamu bisa melakukannya hari ini juga," ucap Dewi Amita dan dia pun tertawa senang, karena dia akhirnya bisa memisahkan Aryasetya dan juga Adhisti. Tanpa perlu berpikir banyak. Widuri pun menganggukkan kepalanya dan dia pun langsung menyetujuinya. "Baiklah Bibi, aku akan segera melakukannya. karena aku juga sudah tidak sabar lagi melihat mereka berpisah dan Yang Mulia Raja. Pasti akan menjadi milikku," ucap Widuri dan dia pun pamit mengundurkan dirinya. "Bibi, eh maksudku Yang Uulia Ibu Suri. Aku pamit mengundurkan diri dan hari ini juga, aku akan melakukannya. Terima kasih atas semua nasehatnya," ucap Widuri dan dia pun berlutut didepan Dewi Amita. "Bangunlah, hati-hati dan semoga kamu berhasil. Saya selalu mendoakan semua kebahagiaan kamu, Widuri," ucap Dewi Amita dan dia pun tersenyum puas. Karena dia akan menjadi penonton dari rencana yang sebenarnya dialah dalang yang ada dibelakang rencana itu. Widuri pun mengundurkan diri dan memulai rencananya. Dia pun mengundang Adhisti untuk bertemu di Taman belakang istana dan mengatakan ingin mengajaknya untuk menikmati keindahan taman belakang Istana. Namun, diam-diam dia memanggil Aryasetya untuk datang menemui mereka. Saat di Taman belakang kerajaan, Adhisti pun mendekati Widuri yang kini berdiri disisi kolam dan dia sepertinya ingin berbicara dengannya. Namun, tiba-tiba. Widuri menjatuhkan dirinya ke kolam dan seakan-akan jika dirinya telah didorong oleh Adhisti. Adhisti pun merasa sangat terkejut dan saat dia hendak meminta tolong. Aryasetya sudah ada dibelakangnya dan dia melihat seolah-olah Adhisti lah yang telah mendorong Widuri. "Setya, eh maksudku Yang Mulia. Anda kebetulan sekali ada disini, tolong aku … itu adik Widuri, dia terjatuh …," Adhisti menghentikan ucapannya saat Aryasetya menatapnya dengan tatapan kecewa dan terlihat jika dia sudah salah faham terhadapnya. Sehingga Adhisti tidak bisa melanjutkan ucapannya dan Aryasetya langsung melewati dirinya tanpa bicara sepatah katapun, dan dia langsung menolong Widuri yang ada didalam kolam. Aryasetya melompat ke dalam kolam dan mengangkat tubuh Widuri yang sudah kedinginan. Dia pun menggendongnya dan melewati Adhisti tanpa bicara sepatah kata pun lagi. Tatapannya terlihat sangat acuh dan juga, Aryasetya terlihat sedang kecewa pada dirinya. Adhisti merasakan hatinya sangat sakit. Karena Aryasetya tidak mau mendengarkan penjelasannya dan lebih memilih percaya dengan apa yang dia lihat. "Dia tidak mau mendengarkan penjelasan aku. Mungkin, setelah ini. Aku bisa menemuinya dan aku bisa menjelaskan semuanya kepadanya," ucap Adhisti dan dia pun mengikuti Aryasetya hingga dia masuk ke dalam kamar milik Widuri. Dia menyuruh semua pelayannya untuk menggantikan pakaian Widuri dan setelah memberi perintah. Aryasetya pun keluar dan melihat Adhisti masih berdiri didepannya saat ini. Aryasetya merasa sangat marah dan dia merasa jika Adhisti sudah sangat keterlaluan. "Setya, aku ingin menjelaskan semuanya. Itu, itu tidak seperti yang kamu lihat. Aku … aku," Adhisti menghentikan ucapannya ketika Aryasetya melewati dirinya sekali lagi tanpa bicara apapun. Adhisti mengerti. Jika Aryasetya akan mempercayai apa yang dia lihat sendiri dan dia sudah sangat hafal dengan sifatnya. "Sepertinya. Penjelasan yang akan aku sampaikan tidak akan ada gunanya. Dia lebih percaya dengan Widuri daripada aku," ucap Adhisti dengan nada sedih. Dia mengusap perutnya yang sudah terlihat besar karena usia kandungannya kini sudah memasuki bulan keenam dan tiga bulan lagi, dia akan melahirkan. "Anakku, sepertinya ayah kamu sedang marah kepada ibu. Lebih baik kita kembali ke kamar dan menunggu ayah kamu datang menemui kita," ucap Adhisti. Dia pun berjalan menuju kamarnya dan menunggu Aryasetya. Namun hingga malam menjelang, Aryasetya tidak kunjung datang dan dia malah mendengar jika, Aryasetya malah tinggal di kamar Widuri dan dia membantu untuk merawatnya. Hati Adhisti terasa sangat sakit. Dia sudah di fitnah tapi orang yang memfitnahnya malah mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari suaminya sendiri. Adhisti pun membaringkan tubuhnya dan didalam batinnya terus menangis. Sehingga dirinya hanya bisa menangis didalam gelapnya malam. Hari-hari pun berlalu. Setiap Adhisti ingin menemui Aryasetya. Dia selalu menghindarinya dan mengatakan jika dia tidak mau menemuinya. Hingga, Adhisti sudah tidak bisa melakukan apapun. Dia pun menyerah dan kembali ke kamar tempat dimana dia selalu mengurung diri jika sedang marah kepada Aryasetya. Hingga, kejadian buruk yang lainnya pun menimpa Adhisti. Adhisti diberi racun yang terdapat didalam makanannya. Hingga dia mengalami pendarahan yang cukup hebat. "Pelayan. Tolong! Tolong aku! Panggilkan saya tabib dan juga beritahu Yang Mulia, saya mohon! Tolong beritahu Yang Mulia!" Pinta Adhisti dengan kondisi tubuh yang semakin melemah dan darah yang keluar dari tubuhnya semakin banyak. Kedua pelayan itu pun membagi tugas. Yang satu pergi mencari tabib dan yang satu lagi, dia mencari Aryasetya. Namun, saat dijalan. Dia dibunuh oleh orang suruhan Dewi Amita dan pesan itu tidak sampai sama sekali. Sedangkan Aryasetya. Dia masih sibuk dengan semua pekerjaannya di ruang khusus untuk dia menyelesaikan semua pekerjaannya. Dia tidak tahu, jika Adhisti dan calon anaknya berada dalam bahaya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD