10

1103 Words

Iblis Hujan. Begitu julukan yang Damai berikan pada si adik kelas bernama Aldo itu. Namun bagiku, si Aldo tetap kelihatan kayak bidadara. Senyumannya benar-benar susah dilupakan. Selain karena dia ganteng, dia itu baik nggak kayak seseorang. Hari ini Sabtu, sekolah libur dan pagi-pagi si iblis kecil sudah ke rumahku. Dia dengan manja minta agar lukanya yang sebenarnya sudah mau sembuh untuk diobati. Dia sudah nggak ngambek meski aku serang. "Pacar," panggilku pelan. "Ho?" sahut Damai cuek. "Kau nggak marah sudah aku aniaya?" tanyaku ragu-ragu. "Nggak," jawabnya santai. "Kok gitu?" tanyaku heran. "Soalnya kata ayahku kau sudah memendam hasrat menyerangku sejak dulu dan baru meledak sekarang. Jadi aku cuma bisa pasrah aja," jawab Damai sambil menatapku lekat. Aku nyengir. Ayah Damai

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD