bc

Secret Mediator

book_age18+
17
FOLLOW
1K
READ
murder
revenge
dark
friends to lovers
drama
tragedy
lighthearted
mystery
icy
crime
like
intro-logo
Blurb

Kontes Menulis Innovel II -- The Girl Power

Terlahir sebagai seorang mediator—dapat berkomunikasi dengan hantu, membuat Sonya nyaris mengalami gila setiap hari karena terus dimintai tolong oleh mereka untuk membalaskan dendam atas kematian yang menurut mereka tidak adil. Selama menjalani kehidupan, Sonya tidak banyak memiliki teman dan mereka memilih menjauhinya karena takut Sonya sering bicara sendiri.

Saat Sonya mendapatkan kebahagiaan, seorang remaja bernama Kang Joon—kakak kelas di SMA ternyata menyukai Sonya sudah lama. Gadis yang merasa diperhatikan oleh Kang Joon memberanikan diri untuk menembaknya lebih dulu.

Namun suatu hari, Sonya mulai kehilangan Kang Joon. Dia mengira Kang Joon kabur dari hidup Sonya yang membosankan. Kenyataannya, Kang Joon dibunuh oleh seseorang yang tidak ia kenal sama sekali.

Bagaimana perasaan Sonya setelah menemukan kekasihnya namun sudah berbeda dunia dengannya. Akhirnya Sonya berusaha mengungkapkan kasus kematian Kang Joon, dibantu seorang polisi bernama Jin Min. Berhasilkah mereka melakukannya sampai akhir dan membuat Kang Joon pergi dengan tenang?

Cover: Canva

chap-preview
Free preview
Awal
Sebuah pemandangan yang tidak seharusnya berada di lingkungan SMA. Pemandangan yang lebih cocok terlihat di taman bermain anak-anak. Tidak seperti gadis pada umumnya, Park Son Ya yang kini menginjak umur 17 tahun tengah berlari di koridor sekolah. Rambutnya terlihat berantakan, penjepit yang menjadi hiasan rambut indahnya hampir terlepas. Baju seragam yang seharusnya dimasukkan ke dalam kini sudah berubah, kainnya keluar pada sisi lain. Dia sedang mengejar seorang laki-laki bernama Lee Kang Joon. Laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi remahan makanan. Sonya tidak sabar mendapatkan tubuh Kang Joon, ingin mencabik-cabiknya dengan kedua tangan. Sudah lama hubungan mereka tidak akrab. Bagaikan tikus dan kucing. Lingkaran pertemanan Sonya di bangku SMA sangat tidak baik. Bisa dihitung dengan jari, siapa saja yang mau berteman dengannya. Apalagi dia memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Teman-temannya menganggap Sonya sudah gila; berbicara sendiri. Dalam hati Sonya, dia bersyukur, Memiliki kakak kelas yang mau mengajaknya bersosialisasi meskipun itu bertengkar, yaitu Kang Joon yang masih mau berteman dengannya. Sangat disayangkan, Kang Joon sebentar lagi akan lulus. Itu berarti, Sonya merasa sendiri. Akhirnya Kang Joon menyerah. Sudah lima menit ia menghabiskan waktu dengan berlari-lari, menghindari seorang gadis yang sudah ia bangunkan dari kandangnya. Tubuh Kang Joon membungkuk, mengatur napas agar kembali normal. Merasa pernapasannya sudah seperti biasa, Kang Joon menyunggingkan senyum tipis. Dia memutar tubuh, menatap Sonya yang masih mengejarnya. “Sunbae! Kenapa kamu membangunkan tidurku!” Teriak Sonya, sebelum dia sampai di depan Kang Joon. Melihat raut Sonya yang menyeramkan, terlebih lagi alisnya saling beradu. Kang Joon semakin melebarkan senyuman. Dia terlalu gemas melihat sikap Sonya. “Aku tidak bisa membiarkan seorang gadis tidur di dekat toilet pria,!” Sahut Kang Joon. Sonya mengerutkan kening. Pikirannya berkelana. Setelah berhenti di sebuah kata yaitu mesum. Sonya menggerakkan sebelah kaki, mengayunkan ke arah paha Kang Joon. Posisi dia berdiri sudah berhadapan dengan laki-laki itu. Kang Joon mendesis, membungkuk lagi. Kali ini dia mengelus-elus paha. Tendangan seorang gadis yang sangat luar biasa. Mengalahkan tenaga laki-laki pada umumnya. “Apa cita-citamu menjadi pemain bola? Sebaiknya kau pindah ke Negara Eropa. Di sana kamu bisa mewujudkan cita-citamu itu.” Ucap Kang Joon, sedikit mendongak untuk melirik Sonya. Sonya tak menyesal, sudah menendang Kang Joon menggunakan tenaga dalam. Dia mengambil sikap, berkacak pinggang dengan melontarkan tatapan maut ke wajah Kang Joon. “Kamu masih ingin becanda denganku, Sunbae?” Ucap Sonya, wajahnya terlihat dingin dan senyum terkulum. “Apa kamu tidak keberatan kalau aku menendang milikmu?” Sonya mengedikkan kepala, mengarah ke selangkangan Kang Joon. Lantas, Kang Joon membelalakkan bola mata hingga membulat. Dengan cekatan, dia menutupi bagian selangkangan dengan kedua tangan, seraya menegakkan tubuh sambil mendesah menahan nyeri di paha. “Kenapa kamu melindungi milikmu itu?” Sonya melanjutkan, dengan senyum licik menghiasi wajah. “Hentikan. Aku mohon hentikan!” Nada Kang Joon memelas, apalagi raut mukanya satu paket dengan nada bicara. Berharap Sonya tidak melukai sesuatu milik Kang Joon yang berharga itu. “Jangan sentuh masa depanku. Kalau cidera, aku tidak bisa mengembangbiakan anak dengan,” Denganmu…. Kang Joon ingin telah menyukai Sonya. Tapi dia belum memiliki keberanian, mengungkapkan perasaan pada gadis pemberani itu. “Dengan kucing?” Ucap Sonya kemudian, dengan nada mencela. Bibir seksi Kang Joon yang menjadi daya tarik lawan jenisnya itu membentuk lengkungan lebar. “Benar dengan seekor kucing. Dan kamu seekor kucing yang imut.” Tidak disangka, Kang Joon yang berdiri di depan Sonya, langsung mengusap rambut Sonya yang berantakan. Mengambil jepitan rambut yang hampir terlepas. Sonya berhenti bernapas beberapa detik. Wajah Kang Joon sangat dekat. Tidak pernah Sonya berdiri sedekat ini dengan seorang laki-laki. Bibirnya hampir bersentuhan dengan dada bidang Kang Joon, karena tinggi mereka tidak sejajar. Setelah Kang Joon mengambil penjepit rambut, dia menempelkan lagi ke sisi kiri rambut Sonya. Sudah terkait. Kang Joon masih dengan senyum manis memperhatikan helaian rambut Sonya. Perlahan, dia menyisir rambut panjangnya, menggunakan jemari tangan. “Kamu sudah cantik.” Kang Joon sedikit meninggikan suara karena bersemangat. Melihat Sonya sudah rapi. Memperhatikan ujung rambut hingga kaki, iris mata Kang Joon berwarna cokelat gelap itu berhenti di bagian perut Sonya. “Cepat masukkan bajumu sebelum masuk ke kelas!” Perintah Kang Joon. Dia tidak berani memasukkan baju Sonya ke dalam rok. Mulut Sonya ternganga. Memperhatikan punggung Kang Joon yang sudah bergerak, mulai menghilang ke dalam ruang kelas. Dia tidak percaya, Kang Joon berhasil membuatnya terkesima. Sikap lembut dan perhatiannya baru saja, sungguh meluluhkan hati Sonya. Baru kali ini, dia melihat ketampanan yang luar biasa. Entah, sepertinya roh Sonya baru keluar dari Goa. Dia baru menyadari kalau Kang Joon begitu mempesona. “Kucing imut.” Gumam Sonya dalam hati, sambil mengusap dadanya berulang kali, berusaha menormalkan ritme jantung yang mulai tak beraturan. Sonya yang sudah menenangkan diri, mulai melangkahkan kaki. Berjalan menuju kelas. Namun, di perjalanan menuju ke sana, Sonya bertemu seorang hantu seorang siswa yang sedang menutupi jalannya. Dia berusaha tidak menatap kedua mata hantu itu, berpura-pura tidak bisa melihatnya. Namun hantu yang bernama Da Young itu sudah tahu, kalau Sonya dapat melihatnya. “Berhenti pura-pura tidak melihatku, hei!” Teriak Da Young, mulutnya terbuka lebar, menyebabkan hawa dingin merasuki tubuh Sonya. “Sekarang musim panas, kenapa kamu menggigil?” Sonya mengerutkan kening, dia sedikit memiringkan tubuh untuk menemukan pemilik suara. Ha Na merupakan teman sekelas Sonya yang menyukai Kang Joon, dia berdiri di belakang Da Young. “Kamu sedang mencari siapa?” Tanya Ha Na penasaran, dia menoleh ke belakang tapi tidak ada siapa-siapa. “Pergi kamu, cepat!” Terpaksa Sonya mengajak Da Young bicara, mengusir hantu yang tidak tahu tempat itu, agar tidak menutupi tubuh Ha Na. “Kamu mengusirku?” Ha Na menunjuk dirinya sendiri. Wajahnya tak percaya, kalau Sonya berusaha mengusirnya. Sonya segera melambaikan tangan, tidak mengiyakan ucapan Ha Na. “Tidak! Aku tidak mengusir kamu.” “Kamu memang selalu aneh.” Sahut Ha Na. Berlalu begitu saja. Seharusnya ada kata-kata yang ingin diucapkan Ha Na pada Sonya, meminta gadis itu untuk tidak mendekati Kang Joon. Ha Na merasa kalau Sonya menyukai Kang Joon. Ternyata, dia tidak memiliki kesempatan mengatakan itu pada Sonya. Sonya ingin protes, tapi Da Young menutupi pengelihatan Sonya di depannya. Meskipun Sonya masih bisa melihat Ha Na dari balik tubuh D Young, Sonya tetap merasa terganggu dengan kemunculan Da Young. “Kenapa kamu mengabaikanku? Kamu mengingatkanku saat aku hidup, tidak punya teman sama sekali!” Ucap Da Young, sambil menjulurkan lidah, mengejek Sonya. “Apa perlu aku memanggil cenayang untuk mengusirmu, hah!” Teriak Sonya pada Da Young, membuat orang-orang yang berada di sekitarnya menatap aneh. Namun hal itu tidak sadari Sonya. “Dendamku belum hilang, bagaimana aku bisa naik ke atas sana!” Sahut Da Young, berjalan mundur. Menutupi pengelihatan Sonya lagi. “Aku tidak peduli!” Sonya menutupi kedua telinga, berharap suara hantu itu tidak dapat didengar olehnya. “Karena spesies kalian, aku tidak pernah memiliki teman sejak kecil. Mereka menganggapku gila, kalian puas!” Sonya terkejut. Akibat teriakan yang seharusnya tertuju ke Da Young, malah didengar oleh beberapa hantu penunggu sekolah itu. Bahkan, mereka berdiri di sekeliling Sonya, menatap tajam dan datar.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
98.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.3K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.8K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.3K
bc

Suami untuk Dokter Mama

read
18.7K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook