Sudah hari ke 4 namun kondisi Selma masih sama. Ia masih terbaring lemah di rumah sakit, sudah berbagai cara keluarga lakukan agar meyakinkan Selma untuk pergi berobat ke Singapura, namun Selma masih tetap pada pendiriannya.
"Selma?" Panggil Gibran lembut, ia menggenggam tangan Selma dan terus menciumi tangan kurus itu.
Selma tersenyum sangat tulus, mengusap rambut Gibran sambil berbicara. "Ada apa, Kak?"
"Kamu kuatkan?"
"Atas izin Allah, Selma kuat, Kak.”
"Kamu harus kuat. Adara, Afsheen butuh semangat dari kamu. Kamu wanita kuat, aku yakin kamu bisa melewati semuanya."
"Terimakasih sudah menjaga Selma, Kak."
"Apapun sayang. Kamu pilihan aku, dan sudah menjadi kewajiban aku buat menjaga kamu."
"Kak …"
"Kalau kamu lelah, lihat aku Selma. Aku selalu ada di sisi kamu. Jangan perna
