bc

Mission in Trivia (Indonesia)

book_age12+
1.0K
FOLLOW
8.1K
READ
FBI
manipulative
goodgirl
student
mystery
genius
ambitious
detective
highschool
crime
like
intro-logo
Blurb

[BOOK 2 MISSION SERIES]

Apakah kalian tahu kalau di dunia ini ada yang namanya hal-hal sepele? Hal-hal seperti itu yang biasanya tidak mendapat perhatian lebih.

Tapi bagaimana jika hal sepele itulah yang jadi masalahnya? Sesuatu yang belum benar-benar selesai dan menjadi masalah baru.

Kalian bingung? Begitu pun mereka. Mereka kira semua sudah berjalan dengan baik sekarang. Namun nyatanya kejadian mengerikan setahun lalu yang pernah mereka lalui bukanlah akhir dari masalah ini. Masih ada orang yang mengharapkan kehancuran mereka.

Setiap nyawa menjadi bayaran untuk setiap kegagalan. Terlalu cepat bergerak akan menjadi kecerobohan. Terlalu lambat bergerak akan menjadi kelalaian. Misi balas dendam ini sepertinya belum akan berakhir sampai mereka sendiri yang berhasil menyelesaikan. Lalu apa yang harus mereka lakukan?

chap-preview
Free preview
Trivi A
    Malam semakin larut. Bahkan sekarang sudah beranjak dini hari. Jam menunjukkan pukul satu pagi ketika seorang gadis terbangun dari tidurnya karena terganggu oleh bunyi bel rumahnya. Bel rumah itu terdengar kelewat nyaring di heningnya malam. Si pemencet bel juga tampak tidak sabaran sehingga bunyi bel itu jadi sangat berisik.     Gadis itu bergerak turun dari tempat tidur dan berjalan menuju saklar lampu. Setelah lampu di kamarnya menyala, gadis itu tampak mengerjapkan mata beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.     Gadis itu menyibak sedikit gorden yang menutupi jendela kamarnya. Ia mengarahkan pandangannya ke jendela berkaca bening yang memperlihatkan bagian depan rumahnya. Ia menajamkan penglihatannya.     Setelah beberapa saat mengamati, gadis itu tampak mengernyitkan dahi. Tanpa pikir panjang lagi, ia segera berlari keluar kamar.     Walau sedang berada di rumah sendirian, gadis itu sepertinya tak merasa takut menerima tamu yang datang di waktu tak wajar begini. Ia dengan mantap berjalan menuju pintu depan rumahnya.     Setelah sampai di balik pintu, gadis itu mengulurkan tangannya untuk membuka kunci pintu dan menarik pintu itu hingga terbuka. Ia mendapati orang yang cukup familier tengah berdiri di teras rumahnya. Gadis itu mengangkat sebelah alisnya karena heran.     "Arthur? Kenapa malem-malem ke sini?" tanya si gadis dengan suara lirih dan menyiratkan rasa penasaran. Gadis itu juga mengangkat sebelah alisnya.     Laki-laki berperawakan tinggi tegap yang tengah diajak bicara oleh si gadis bernama lengkap Arthur Elias. Ia biasa dikenal dengan panggilan Arthur. Laki-laki itu memasang wajah datar dan serius yang menjadi ciri khasnya. Arthur terkesan dingin dan tak tersentuh.     Sedangkan si gadis sendiri bernama lengkap Tryshana Maurelia Primrose. Lebih akrab dikenal dengan panggilan Shana. Gadis itu tampak lebih bersahabat dan ceria daripada laki-laki di hadapannya.     "Sori ya udah ganggu lo malem-malem gini. Lo dapet pesan singkat dari nomer asing nggak?" Arthur segera to the point. Ia memang tidak suka basa-basi berlebihan.     "Gue belum pegang handphone sejak sampai rumah tadi. Memangnya isi pesannya apa?" Shana tampak makin bingung saja. Ia tidak tahu arah pembicaraan Arthur.     "Cek dulu aja handphone lo," perintah Arthur. Hawa-hawa otoriter sangat kental di setiap ucapan laki-laki itu.     "Tapi ini tentang apa?" Shana masih bersikeras agar diberi tahu. Walau terkesan penurut, sebenarnnya Shana cukup keras kepala.     "Coba cek dulu handphone lo. Soalnya gue juga nggak tau apakah lo dapet pesan itu atau enggak. Kalau Verrel, Akbar, dan Agatha dapet pesan yang sama kaya pesan yang gue terima," jawab Arthur yang juga tak kalah keras kepala. Arthur terlihat makin tak sabaran menghadapi gadis lawan bicaranya.     "Gue akan cek handphone gue setelah lo jawab dulu pesan itu tentang apa!" Shana berseru tegas. Sepertinya kali ini ia mutlak tidak mau dibantah.     "Dia kembali." Arthur berkata setelah mampu menahan emosinya. Ia memilih mengalah saja sementara waktu.     "Dia siapa? Mama lo? Nino? Kak Kara? Atau siapa?" Shana menebak-nebak antusias.     Namun, ekspresi wajah Shana berubah kaku seketika. Dia sadar bahwa Arthur sedang sangat serius saat ini.     "Bukan mereka, tapi dia yang selama ini nggak pernah kita tahu keberadaan pastinya," terang Arthur untuk menjawab rasa penasaran Shana.     "Pak Ilham?" gumam Shana lemas begitu menyadari hal itu.     Arthur tampak mengangguk menguatkan ucapan Shana. Itu artinya tebakan Shana tepat dan itu adalah berita buruk. Mungkin permainan gila setahun yang lalu akan memulai babak baru.     Sebenarnya, Arthur juga sama kagetnya dengan Shana. Arthur sudah melupakan atau setidaknya berusaha melupakan kasus setahun yang lalu itu. Namun sesuai perkiraan, memang sedari awal kasus itu belum selesai, kan? Cepat atau lambat, akan ada yang bergejolak lagi untuk membuat masalah. Siap tidak siap, Arthur dan Shana harus menghadapi masalah baru ini.     Shana mengerjapkan mata beberapa kali. Ia seperti menyadarkan dirinya sendiri dari entah apa itu.    Gadis itu menggigiti ujung kukunya.     "Oke, siapa takut! Kita pasti bisa kok menghadapi orang jahat itu." Shana berkata mantap seolah-olah ia memang mampu menghadapi masalah yang akan datang.     Arthur hanya menganggukkan kepala untuk mendukung pernyataan Shana. Bagi Arthur, tidak menampakkan kelemahan dan rasa takut merupakan salah satu poin penting untuk menghadapi musuh. Jadi ia sangat mendukung cara berpikir Shana walau itu terkesan sedikit sombong dan terlalu percaya diri.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

HOT AND DANGEROUS BILLIONAIRE

read
571.0K
bc

Married With My Childhood Friend

read
44.0K
bc

CUTE PUMPKIN & THE BADBOY ( INDONESIA )

read
112.5K
bc

GADIS PELAYAN TUAN MUDA

read
465.6K
bc

HOT NIGHT

read
606.9K
bc

Romantic Ghost

read
162.5K
bc

Crazy In Love "As Told By Nino"

read
280.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook