23

882 Words

Waktu terus berjalan, seperti kereta cepat yang tak memberi jeda untuk sekadar bernapas. Hari -hari yang dulunya penuh percakapan dan pelukan hangat, kini terasa sunyi. Bukan karena cinta telah hilang, tetapi karena perhatian mulai terbagi, dan hati mereka masing -masing mulai sibuk bertahan dalam luka yang belum benar -benar sembuh. Setelah kehilangan itu, Dimas kembali bekerja. Awalnya ia masih sering pulang cepat, menolak lembur, bahkan sering membawa pekerjaan ke rumah agar bisa menemani Sekar. Tapi lambat laun, kantor menuntut lebih. Dimas diangkat sebagai manajer proyek baru, tanggung jawabnya meningkat. Ponselnya tak pernah benar -benar diam. Rapat -rapat penting menelannya bulat-bulat. Dan Sekar… perlahan belajar sendiri untuk membiasakan keheningan. Sekar tak pernah meminta Dima

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD