Father (Demi Lavato)

1247 Words
Samuel POV Aku duduk memperhatikan Mamaku yang penuh semangat, wajahnya bersinar seperti matahari pagi. Bertemu kembali dengan teman-teman lamanya, terutama dua sahabatnya, Amelia dan Ariana, membuatnya tampak hidup, seperti ikan yang kembali ke air. Mamaku selalu menjadi pusat perhatian, energinya seperti tak ada habisnya. Itu terbukti saat bus baru saja memasuki jalan tol, mama langsung berdiri, meminta mikrofon dari Rinda. “Rinda, sini mic-nya. Aku ingin menyapa teman-teman lama,” katanya ceria. “Silakan, Bu! Malah bagus, jadi perjalanan tiga jam ini terasa lebih seru,” jawab Rinda sambil tersenyum. Dengan percaya diri, Mama berdiri di depan bus seperti seorang pemandu wisata yang siap menghidupkan suasana. “Halo, teman-teman! Rasanya menyenangkan sekali bisa kembali ke Medan setelah hampir tiga puluh tahun aku tidak pernah pulang. Kota ini selalu punya tempat spesial di hatiku,” katanya, suaranya terdengar jelas dan hangat. Lelaki botak bertanya " Kenapa kamu tidak pernah kembali?" " Tahun pertama aku pergi,ya nggak mungkin kembali, aku hamil Samuel dan sibuk menjaganya." Seorang wanita berambut panjang berteriak " Jadi issue-issue kamu hamil itu benar? Kamu bukan pindah ke Amerika untuk melanjutkan SMA?" Tanyanya " Hush.. Kamu kok to the point banget sih. Ngomong kok nggak pake saringan" Marah lelaki botak. " Nggak apa-apa Paul, jangan marahin Kikan, memang kalian pasti bertanya-tanya, mengapa aku tiba-tiba menghilang padahal mau kenaikan kelas 3. Iya aku hamil Samuel saat itu, di usia belum 17 tahun dan aku minta ayahku, agar memindahkanku ke Amerika, supaya tidak bikin malu keluarga." " Jadi kamu pindah sama ayahnya Sam?' Tanya Kikan dengan rasa penasaran Mamaku dengan gayanya yang cuek dan santai berkata " Tidak.. aku tidak minta tanggung jawab dari ayahnya, Sam " " Hah??" Semua peserta reuni serempak mengeluarkan kata tanya tanda keterkejutan mereka " Oh My God... Anneke... Kamu sungguh luar biasa." Kata Kikan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. " Kok luar biasa?" " Ya iya, dong, kalau aku diposisimu , aku pasti akan minta tanggung jawab dari lelaki yang menghamiliku. Paling tidak dia harus menikah denganku, biar anakku punya ayah." Kata Kikan. Mama memandangku, matanya seakan bertanya ' bolehkah aku bercerita?' Aku hanya mengangguk, memberi izin untuk melanjutkan ceritanya. Bagiku, tidak ada yang perlu disembunyikan. Hidup di Amerika mengajarkanku cara berpikir yang terbuka. Aku tidak pernah malu dengan asal-usulku. Mama menepuk bahuku penuh kasih sebelum melanjutkan, “Terima kasih, Boy,” bisiknya pelan. “I’m not a boy, Mom. I’m a man now,” jawabku sambil tersenyum. " Baiklah . teman-teman.. kalian pasti dulu penasaran banget dengan kisahku. Pasti banyak gossip yang terdengar, saat aku tiba-tiba menghilang. Setelah tiga puluh tahun berlalu, aku akan menceritakan dengan jujur agar rasa penasaran kalian hilang. Biar nggak timbul gossip gosip tak jelas tentang diriku dan aku juga ingin kalian melihat , bahwa meskipun tanpa ayah, aku berhasil mendidik anakku dengan baik dan dia sekarang berhasil menjadi dokter lulusan John Hopkins." Mama menepuk bahuku sekali lagi " Ayo Sam, berdiri. perkenalkan dirimu pada tante dan om-om mu" Sambil tertawa kecil dan menggeleng-gelengkan kepalaku pada mamaku yang sangat percaya diri itu , aku berdiri di samping mama, menghadap kepada sesama peserta reuni dan berkata dengan bahasa Indonesia berlogat Amerika kepada mereka semua " Hallo... teman-teman SMA mamaku. Namaku Samuel. Dokter specialis geriatric. Ini pertama kalinya aku ke Indonesia, khususnya ke kampung halaman mamaku. Kota Medan. Semoga cerita mamaku nanti, tentang bagaimana aku dilahirkan tidak membuat kalian semua menatapku dengan aneh atau kasihan. Karena aku really-really fine, meskipun tidak tahu siapa ayahku." "Nggak Samuel..Kami tidak a kan menganggapmu aneh . Kami akan menganggapmu anak kami aja, atau kamu mau nggak jadi menantuku? tapi harus menunggu, anakku tamat SMA dua tahun lagi." Kata Paul dengan ramah. " Sorry Paul, anakmu nggak dapat jatah untuk Samuelku, karena aku dan Ariana mau besanan, Samuel mau aku jodohkan dengan Clara." " Apa?" Clara dan Ariana yang duduk berdampingan di kursi sebelah kiri kami langsung berteriak " Gila ini si Anneke , Kamu pikir anak sekarang mau dijodohkan seperti ini?" Kata Ariana " Samuel tentu juga akan menolaknya, Iya kan , Sam" Aku mengangguk dan Mamaku hanya tertawa lebar , sambil berkata " Mencoba kan tidak ada salahnya. You will never know, if you never try." " Uda.. uda.. sekarang ayo dong cerita , mengapa kamu tidak minta tanggung jawab lelaki yang menghamilimu" Kata Kikan terlihat sangat penasaran. "Baiklah teman-teman. Silahkan dengarkan ceritaku" Mama berhenti sejenak , tetap dengan senyuman di wajahnya, seperti tidak ada beban , tanpa canggung , seperti hamil tanpa nikah dan tidak tahu siapa lelaki yang menghamilinya adalah hal yang wajar. “Aku hamil Samuel saat menjelang ujian kenaikan kelas dua ke kelas tiga. Waktu itu aku ikut pesta perpisahan kakak kelas. Kalian tahu sendiri, pesta anak SMA kan liar. Aku mabuk dan melakukan hal bodoh dengan seorang... atau mungkin beberapa pria.” Ia tertawa kecil, walau ceritanya penuh luka. Semua peserta reuni terdiam. Tidak ada yang menyela. Mama tetap tersenyum seolah beban masa lalu itu tidak pernah membuatnya terpuruk. “Karena aku tidak tahu siapa ayah Samuel, aku merasa lebih baik jujur pada papaku untuk mencari jalan keluar. Papa setuju memindahkanku ke Amerika. Di sanalah aku melahirkan Samuel. Lalu, saat Samuel 3 tahun, aku menikah dengan suami pertamaku, yang meskipun bukan ayah biologisnya, sangat menyayangi Samuel.” Aku menatap Mama dengan rasa hormat. Bagaimana pun, ia adalah sosok yang kuat. Namun, perhatianku mendadak tertarik pada Kimtan, pria di bangku sebelah kanan bus. Wajahnya yang cool dan tenang kini memucat. Bibirnya bergetar, bahkan tangannya terlihat gemetar. Apakah dia tahu sesuatu? Atau... apakah dia ayahku? Suara Kikan yang bertindak layaknya wartawan terdengar lagi " Kamu bilang suami pertamamu, emang kamu ada berapa suami?" Mamaku memutar bolanya dengan gayanya yang seperti tanpa beban " Hmm, sampai hari ini hanya tiga. Suami pertamaku meninggal saat Sam masuk kuliah. Suami keduaku, ku ceraikan karena terlalu kaku, tidak romantis dan cuek dan baru-baru ini, aku menceraikan suamiku yang ketiga karena ketahuan selingkuh dengan teman gymnya . Aku nggak suka diselingkuhi, bagiku kalau sudah komitmen menikah, kita tidak boleh selingkuh. Kalau masih kepingin selingkuh, jangan menikah. " jawabnya ringan, seperti menceritakan hal sepele. " Jadi ada rencana yang keempat?" Tanya Paul " Nggak Paul, aku mau hidup bebas, nggak mau menikah lagi, jadi aku bisa bebas tidur dengan siapa saja, tanpa menyakiti pasanganku. Uda cukup aku menikah tiga kali " Kata Mama dengan suara cerianya Tiba-tiba, Kimtan berbicara. Suaranya bergetar. “Jadi... pesta yang kamu maksud itu di villa milik Budi di Brastagi?” Mama mengangguk. Wajah Kimtan semakin pucat. Jantungku berdegup kencang. Apakah dia tahu sesuatu? Atau mungkin... dia ayahku? karena aku melihat ada kemiripan tatapan matanya dengan tatapan mataku. Tapi pertanyaan-pertanyaan itu memudar di otakku, karena suara riuh teman-teman mama, yang berusaha tidak terkejut dengan cerita mama yang aku yakin, sangat tidak bisa diterima , apalagi di lingkungan keluarga Indonesia yang penuh tata krama, tapi mereka semua sangat penuh pengertian, dan menganggap itu hal biasa yang tak perlu dibesar-besarkan. Mereka pun mulai mengalihkan pembicaraan ke hal lain, nostalgia masa lalu mereka kembali menghangatkan suasana. Akupun menyandar di jendela sambil mendengarkan musik dari playlistku yang kuberi judul Ayah, playlist yang merupakan kumpulan lagu-lagu tentang sosok ayah, laki-laki yang tidak pernah aku tahu ada di mana. Lagu Demi Lovato, Father, mengalun lembut Father. I;m gonna say. Thank you Even. I'm still hurt Oh, I'm gonna say Bless you I wanna mean those words Always wished you the best I Prayed for your peace Even if you started This whole war in me Dan untuk pertama kalinya, aku merasa kehilangan sesuatu yang belum pernah kumiliki, jawaban.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD