Amelia POV Jantungku berdebar tak karuan saat Pak Lazuardi, Opa Sam menatapku tanpa ekspresi. Tatapannya tajam, menusuk, seakan menelanjangi seluruh keberadaanku. Aku mencoba tersenyum, berusaha tetap tenang, tapi tanganku yang terulur terasa begitu ringan, menggantung di udara tanpa sambutan. Bibirnya pun tak bergerak, tak ada senyum, tak ada sapaan. Tubuhku menegang. Ini buruk. Sangat buruk. Dadaku terasa sesak, nyaris sulit bernapas. Mungkinkah ini akhir dari segalanya? Aku sudah bersiap menghadapi kemungkinan terburuk, tapi tak kusangka sesakit ini rasanya ditolak secara terang-terangan. Seolah aku bukan siapa-siapa. Seolah aku tak pantas berdiri di hadapan laki-laki yang begitu dihormati Samuel. Tiba-tiba, aku merasakan tangan Samuel di punggungku, memberiku dukungan diam-diam. Ta