Part 25 Mira menitikkan air mata. Ia tak berani mengarahkan netranya pada sosok yang baru saja merenggut separuh nyawanya. Keperawanan baginya adalah separuh nyawanya dan ia telah menyerahkan pada seseorang yang menganggapnya seperti barang yang bisa dibeli. Mira merasa sebagian hidupnya pergi... Bahkan jiwanya mungkin sama saja terkoyak seperti raganya yang tak lagi utuh karena Azka telah meruntuhkan satu-satunya harga diri tertinggi yang ia miliki, yang seharusnya ia berikan pada suaminya kelak. Azka masih membisu. Ia mencoba mencium bibir itu kembali seakan menetralkan rasa sakit yang masih Mira rasakan. Ia meneruskan menggauli perempuan itu lebih lembut agar bisa memberikan kenikmatan untuk Mira, karena ia masih butuh pelepasan. Mira terdiam dengan masih terpejam. Tanpa sadar, ia

