11. Rencana Licik

1389 Words

Hari itu langit begitu cerah. Angin desa berembus lembut membawa aroma tanah yang segar. Di warung kopi dekat proyek, Dimas duduk bersandar dengan kaki disilangkan. Di depannya, dua anak buahnya yang setia—Andik dan Rio—menyeruput kopi sambil menunggu aba-aba dari sang bos. "Udah dapat kabar soal laki-laki itu?" tanya Dimas, matanya menyipit menatap jalanan yang mengarah ke proyek tempat Arman bekerja. Reno mengangguk cepat. "Udah, Bos. Orang itu bukan orang sembarangan. Katanya dia orang kota. Manager proyek. Katanya sih kerja buat perusahaan besar yang lagi bangun mall di situ." Mendengar itu, rahang Dimas menegang. "Manager proyek? Jadi bukan cuma mandor atau pekerja biasa?" "Enggak, Bos. Dia malah yang ngatur semua pekerjaan di lapangan. Orang-orang proyek pada hormat sama dia." D

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD