Namun Pak Lurah sudah tidak mau dengar. Ia sibuk memberi perintah pada orang rumah untuk menyiapkan kursi, tikar, dan segala keperluan. Suasana rumah makin ramai. Beberapa warga berdatangan karena mendengar kabar akan ada pernikahan mendadak malam ini. Sementara itu, jauh di seberang jalan desa, di warung kopi dekat proyek, Arman sedang duduk bersama Usman dan dua pekerja lainnya. Udara malam yang biasanya tenang kini dipenuhi suara ramai dan cahaya senter warga yang berjalan berkelompok. “Lho, itu orang-orang kok kayaknya ramai banget ya, ke arah rumah Pak Lurah,” gumam Usman sambil menengok. Arman yang sedari tadi memainkan sendok di gelas kopinya ikut menoleh. “Ada apa, ya?” Usman memanggil salah satu warga yang lewat. “Pak, ada apa rame-rame?” Pria itu berhenti sejenak, menoleh de

