Penenang

1587 Words

Happy Reading ***** Malam itu, cuaca memang sedikit tak bersahabat. Angin berhembus cukup kuat disertai suara gemuruh, yang menandakan jika sebentar lagi akan turun hujan. Dafhin kecil, yang saat itu masih berumur 7 tahun, hanya bisa menangis, mendengar teriakan demi teriakan menggema keseluruh penjuru rumah. Ia duduk dibalik pintu kamar, seraya terus mengawasi adiknya _Yayang_ yang sedang tidur pulas. Ia bahkan berusaha menutupi telinga Yayang dengan bantal disekitarnya, agar adiknya itu tidak terbangun. _____ "Seharusnya aku percaya Wang, dari pada kamu Tom." Mely menangis keras, masih tidak percaya dengan perbuatan Tommy _suaminya_. "Udah berapa banyak wanita yang selama ini kamu masukin." Jeritnya. Tommy mengepalkan tangannya kuat, seraya menajamkan mata. "Heh, Seharusnya kamu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD