Ken menjauhkan tubuhnya dari Alea, memilih duduk di sofa yang berbeda dari tempat Alea berbaring. Ia masih mengatur napasnya yang tersengal-sengal. Ken terdiam, berusaha mengembalikan kenormalan pikirannya. Di tatapnya Alea yng masih berbaring dengan raut wajah yang tidak bisa Ken artikan. Alea yang masih berbaring, segera membangunkan tubuhnya. Ia hanya diam, begitu canggung rasanya memulai pembicaraan. “Kamu marah?” suara Ken memecah kesunyian antara keduanya. “...” Alea yang tertunduk hanya menggeleng. “Lalu kenapa diam saja dari tadi?” “Kamu juga diam dari tadi” balas Alea. Ken menghampiri Alea dan duduk di sebelahnya. Tangannya terangkat dan membelai kepala gadis cantik itu, “Maaf...” ucapnya pelan. Alea mengangkat wajahnya dan menoleh ke arah Ken, “Aku juga salah tapi a