Ken sedang menyuapi Alea bubur dengan sangat telaten. Sebagai pria yang hidup bergelimpangan harta tidak mengurangi keahliannya dalam mengurus orang sakit. Apalagi saat ini yang terbaring lemah adalah gadis yang sangat ia cintai. Dengan malas Alea membuka mulutnya menerima suapan dari Ken. Sejak tadi ia sudah lelah berdebat. Ia tidak menyangka kalau Ken benar-benar keras kepala, sekeras batu yang tidak tergoyahkan. Ken tersenyum melihat Alea makan dengan lahap, “Kalau kamu makan banyak, kondisi kamu bisa cepat pulih, Alea” Tangannya tergerak membersihkan sisa bubur yang ada di sudut bibir Alea. Alea terkejut dan sedikit menghindar. Tapi tetap saja tangan Ken bisa menjangkaunya, “Jangan seperti ini, aku tidak nyaman” ucapnya ketus. “Kamu harus terbiasa, karena aku akan terus melakuk