"Aduh yang marah. Ngambek ya? Iya deh Aa, aku enggak akan manggil Kakak lagi kalau Aa enggak suka. Kita jadi makan, kan?" Iqbal menahan senyum. Dia merasa senang mendengar Safina memanggilnya Aa. Ingin rasanya pria itu melompat girang, tetapi tidak di hadapan Safina karena nanti dia akan dikira seperti anak kecil saja. "Jadi. Ayo, kamu mau makan di mana aja boleh, mau makan sebanyak apa pun juga boleh, semua Aa yang bayar. Jangan khawatir karena Aa enggak akan kehabisan uang." Dengan percaya dirinya Iqbal akan menanggung semua biaya makan mereka saat itu. Namun, kenyataannya pria itu harus tersenyum getir karena dia tidak membawa tas yang berisi uang dengan mata uang Yen. Tas itu tertinggal di kamar hotel karena Iqbal sempat merasa kesal dan marah pada Safina. Kini perempuan itu yang ha