41 | Persiapan Perjamuan Akbar

1011 Words

Sesuai janji, Jaya makan siang berdua dengan putranya di restoran yang sudah Rea reservasi. "Selamat ulang tahun, Pi." Ah, ya. Jaya berulang tahun saat itu. Ada sebuah kotak hadiah yang Julian angsurkan. Jaya ulas senyuman. Sebagai anak, Julian manis juga. Padahal sebagai papi, Jaya pahit. Boro-boro me-notice tanggal lahir anak, hal-hal seperti itu Jaya tidak mengambil pusing. Tapi mungkin setelah ini, Jaya akan meminta Rea—selaku sekretaris—untuk menambahkan jadwal penting di tanggal lahir Julian. Oh, tidak ada kue tar. Hanya makan siang berdua dan hadiah ini. "Papi buka sekarang?" ucapnya. "Bukalah," seloroh Julian. Ada senyum di bibirnya. Jaya pun melepas pita putih yang dirinya pertanyakan. "Kenapa diberi pita? Orang-orang bisa salah paham dengan hubungan kita di era manusia b

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD