"Apa yang bagus dari Jonathan menurutmu?" "Nggak ada." Rea menatap kakinya sendiri di ujung ranjang, posisi rebah telentang, dua tangan Rea memeluk perut. Sementara, Jaya rebah menatap plafon dengan dua lengan yang dia jadikan alas kepala. Tahu? Tanpa baju. Tanpa malu bila bagian semak belukar di ketiaknya terpampang—sorry to say, ya. Yang Rea herankan, Jaya selalu wangi. Ah, tidak heran juga, justru aneh kalau seorang komisaris utama Luxe bau badan. "Tidak ada, tapi pernah suka ...." Jaya menggumam. "Mas kenapa nanya-nanya gitu?" Rea melirik sebentar. "Dokter Sucipto bilang, bisa dimulai dari obrolan ringan." Kening Rea mengernyit. Memangnya bahas mantan itu ringan, ya? Pasangan normal kalau bahas mantan bisa sampai bertengkar tidak, sih? Memang agak lain Jaya ini. Papi Julian i