DUA PULUH LIMA

1467 Words

“Mereka udah pulang?” tanya Zeusyu, berbasa-basi. Tanpa Niel menjawabnya pun, sebenarnya ia sudah mengetahuinya dari sensor pintu utama. Untuk itulah ia berani keluar dari kamar. “Hem.. Lo bisa liat sendiri. Udah nggak ada batang hidungnya.” “Kita pulang juga?” “Gue laper,” terang Niel tak memenuhi jawaban atas pertanyaan Zeusyu. “Lo pesen makanan gih, tapi tolongin gue ke kamar dulu. Pengen rebahan.” Seharian duduk di kursi roda membuat Niel merasakan sakit di tulang ekor-nya. Ia meringis demi menunjukan rasa sakitnya kepada Zeusyu. Zeusyu sudah pasti tak tega melihat ringisan yang Niel tunjukan. Gadis itu tak ingin mendebat Niel. Ia sekuat tenaga membantu Niel untuk berdiri. Bobot Niel yang jauh lebih berat darinya, sedikit membuatnya kesulitan. Namun itu tak menjadi rintangan. Zeusy

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD