Arielle berdiri di ambang teras, melihat sosok perempuan berambut cokelat gelap berdiri ragu di balik pagar. Mata perempuan itu berputar gelisah, seperti sedang mencari alasan untuk lari dan alasan untuk bertahan pada waktu yang sama. Leon berdiri setengah badan di belakang Arielle, menajamkan tatap. “Itu ibuku,” kata Leon pelan. “Itu pasti ibuku.” Arielle menoleh sekilas pada Alvaro yang mengamati dari dalam. “Aku temui dia dulu,” ucapnya. Alvaro memandang tajam ke arah pintu, lalu menoleh pada Arielle. “Jangan temui dia. Tidak ada gunanya.” Arielle berdiri tegak, menatap suaminya tanpa goyah. “Aku hanya ingin bicara baik-baik. Dia ibunya Leon. Apa salahnya memberi dia kesempatan?” “Arielle,” suara Alvaro berat dan penuh tekanan, “wanita itu bukan sosok polos seperti yang kau pikir.