"Dia bahkan tak berkedip ketika Arielle masuk ruang rapat. Seperti bocah baru pertama kali jatuh cinta."
Suara berat itu terdengar dari sudut meja oval ruang pertemuan rahasia. Lima pria duduk melingkar. Semuanya anggota senior yang selama ini berada di bawah komando Alvaro. Wajah mereka tak menunjukkan rasa hormat yang sama seperti sebelumnya.
“Bukan cuma itu. Sekarang dia menghabiskan malam-malamnya di kamar utama mansion, bukan ruang strategi. Kau tahu artinya? Dia mulai membiarkan dirinya dikendalikan perasaan,” sambung yang lain, lebih tua, lebih sinis.
Tak ada yang menyangkal. Bahkan satu dari mereka, yang dikenal paling loyal, hanya menatap kosong meja marmer di hadapannya. Pembicaraan ini seharusnya tabu. Tapi kekuatan Alvaro yang dulu absolut mulai tampak bergeser.
"Ketua klan
