Andra menatap layar lcd yang memberi interpretasi dari alat ultrasonogafi yang tengah aktif di samping Diana. Tatapannya tak lekang dari gambar buram yang didominasi warna hitam. Menyaksikan sosok makhluk mungil dengan seksama, nyaris larut dalam lamunan. Bahkan nada ceria Diana yang tengah bercakap dengan seorang Dokter Spesialis Kandungan tak mampu ditangkap sel-sel neuron otaknya. Perlahan kedua ujung bibirnya naik, melengkung dengan getar, pantaslah jika di saat yang sama pandangannya pada imaji di depan sana justru mengabur, tergenang air mata haru. Rasanya sungguhlah ajaib, pengalaman pertama menemani sang istri mengecek kondisi kehamilan sungguh memperkenalkannya pada warna warni emosi yang saling bertumbukan di satu waktu. Yang Andra tau, ia bahagia, ia bangga, dan ia sungguh ber

