Dewa terbelalak, ia segera mengusai dirinya. Bukannya menjawab pertanyaan Kanaya, pria itu justru memeluk Kanaya seraya menyandarkan kepalanya dibahu. "Aku kangen banget, kamu jangan marah-marah dulu," kata Dewa dengan suaranya yang manja. "Dewa, jangan seperti ini. Nanti anak-anak lihat." Kanaya begitu panik melihat tingkah Dewa, ia melihat lantai atas takut jika Nara atau Kala melihat mereka. "Enggak mau dilihat? Ayo ke kamar kalau gitu." Dewa menaikturunkan alisnya menggoda. "Jangan main-main, cepat ceritakan padaku, apa yang sebenarnya terjadi pada Kala?" Kanaya tidak menggubris godaan itu, ia masih khawatir dengan putranya yang pulang dengan wajah lebam itu. "Baiklah, nanti aku cerita. Kamu duduk sini dulu." Dewa tidak langsung menjawab, pria itu justru menarik tangan Kanaya lal