29. Mimpi yang Hancur

2060 Words

"Ral, kenapa berhenti?" Noe mengernyit heran saat langkah kaki Raline yang berjalan di sisinya tiba-tiba terhenti, padahal mereka sedang berada di jalan menuju pintu utama East Tower. "Enggak apa-apa, Pak." Raline menggeleng kecil. Berusaha tersenyum dan terlihat biasa-biasa saja, tetapi hasilnya tidak terlalu meyakinkan. "Kamu yakin?" tanya Noe terlihat sangsi. Raline mengangguk pelan, kemudian melanjutkan langkahnya. Baru empat langkah dan kakinya kembali berhenti. "Aw …," rintih Raline pelan. Tangannya refleks menyentuh perut bagian bawah yang terasa kencang. Posisi tubuhnya juga sedikit membungkuk untuk meredakan sensasi nyeri yang membuat perutnya terasa seperti ditarik-tarik. "Ral? Apa yang sakit?" Seketika kecemasan melingkupi Noe karena rintihan pelan yang lolos dari bibir Ral

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD