“Kok batuk, Mas? Kamu ada minum?” “Enggak. Aneh aja kalimat kamu…” ucapnya menggaruk kepalanya. “Eh, Na, serius nh. Itu temen kamu Rossi aku merasa dia kayaknya gak senang dehh lihat kamu bahagia gitu…” Farzana menarik nafasnya dan menghembuskan nya perlahan. “Mas, aku mengetahui dengan pasti bagaiamna hati sahabatku itu. Dia tidak sepicik itu…” “Tapi, serius, Na. Dia itu kaya iri ke kamu. Aku cuma mau bilang aja, kamu tetap harus waspada dan hati-hati, satu hal yang harus kamu ingat adalah. Musuh terbesar kita adalah sahabat kita sendiri….” “Gak mungkin, Mas. Kalau orang lain mungkin iya, tapi Rosi berbeda. Dia tidak akan mungkin iri melihatku…” “Kamu waspada aja, dia terlihat banget tadi wajahnya ketika pertama lihat aku nyapa kamu…” “Sifat iri dengki pada setiap manusia itu pasti

