Pagi itu, Rosi bangun pagi-pagi sekali, dia sengaja menghindar dari pamanya yang telah membuatnya kecewa. Dengan mengendap-endap dia menuruni tangga dan terus menuju pintu. “Non Rosi gak sarapan dulu tah? Kan tadi malem gak makan malam juga? Apa emang gak suka masakan simbok lagi?” Tanya sang asisten rumah tangga yang tiba-tiba berada di belakang Rosi, dan membuat Rosi terkejut seperti maling yang ketangkap basah. “Yaelah, Mbok. Ngagetin aja deh. Saya sampe hampir copot jantungnya, untung saya gak menderita lemah jantung….” Canda sang keponakan pemilik rumah. “Non Rosi ada aja deh…” asisten rumah tangga itu menutup bibirnya dan tersenyum. “Oh, ya, Non. Tadi malam tuan lama loh nunggu di depan kamar non Rosi…kasihan tau non. Tuan sampai ikutan gak makan malam, gara-gara non Rosi gak maka

