Di sebuah klinik di kota Jakarta, tampak Rossiana sedang terbaring lemah dengan darah menghiasi bibirnya, di atas bed pasien. Dia di kelilingi oleh teman-teman kampus yang berdiri mengitari ranjang tempat nya berada. “Gimana? Apakah masih ketagihan? Kalau masih ketagihan bisa kita lakukan lagi dengan cara dan lokasi yang berbeda tentunya….” Geram Narumi menatap dengan sorot mata tajam ke arah Rossiana. “Kenapa kalian semua kesini? Pergilah…aku bisa mengurus diriku sendiri…” gumam nya lagi tanpa melihat ke arah mereka. Dia menatap langit-langit kamar menahan perih. “Kamu pikir akan semudah itu untuk keluar setelah membuat onar?” “Yang buat onar itu justru kalian, kenapa kalian memutar balikkan fakta? Kalian sudah tidak waras?” “Kamu itu sekarang posisi nyawa terancam, jangan banyak bac

