Farzana terpaksa membuka mata dan memperbaiki posisi duduk, karena sang suami tiba-tiba mengerem mendadak. ‘Pelan-pelan, Mas!” Seru Farzana melihat Demian melaju seperti orang kesurupan dan sesekali menginjak rek dengan cepat, dengan tangan lincah membunyikan klakson. “Ya, gini cara aku bawa mobil. Namanya juga bapak-bapak tua…” sindir Demian karena mendengar sang istri tadi menyebutnya sedang bersama bapak-bapak tua. “Kalau mau nyaman ya sama pria yang kamu telpon tadi lah.” Ketus Demian membuat Farzana melirik kearah sang suami. “Aku beginilah adanya, aku gak bisa pura-pura baik di depan, di belakang jelek-jelekin apalagi gak mengakui demi menyenangkan orang lain…” ‘Aneh, Mas Demian. Kenapa? Dia gak senang aku telfonan sama mas Harun? Lah dia sendiri yang bilang bakalan hidup bebas mes

